Gen Z Berhasil Bubarkan DPR di Madagaskar

Presiden Andry Rajoelina mengambil langkah mengejutkan dengan membubarkan parlemen Madagaskar di tengah gelombang protes besar yang digerakkan oleh ribuan pemuda Generasi Z.

Dalam pidato yang disiarkan dari lokasi rahasia, Rajoelina menegaskan tidak akan mengundurkan diri meski tekanan publik terus meningkat. Ia mengaku terpaksa berpindah ke “tempat aman” karena situasi keamanan yang memburuk.

Namun, sejumlah sumber dari kalangan oposisi dan militer mengklaim bahwa Rajoelina sebenarnya telah melarikan diri ke luar negeri menggunakan pesawat militer Prancis. Hingga kini, belum ada konfirmasi resmi dari pemerintah terkait kabar tersebut.

Dalam pernyataannya, Rajoelina menyebut keputusan membubarkan parlemen dilakukan untuk memulihkan stabilitas politik sekaligus membuka jalan bagi pemilihan umum baru dalam 60 hari ke depan.

“Rakyat harus kembali didengarkan. Ini waktunya bagi kaum muda untuk menentukan arah bangsa,” ujar Rajoelina.

Namun langkah itu justru menuai penolakan keras dari pihak oposisi, yang menilai keputusan presiden tidak sah karena tidak melalui konsultasi dengan Majelis Nasional.

Gelombang demonstrasi yang kini melanda berbagai kota besar di Madagaskar telah berlangsung sejak akhir September. Aksi tersebut dipicu oleh krisis air dan listrik, tingginya tingkat korupsi, serta buruknya pelayanan publik.

Madagaskar — negara berpenduduk sekitar 30 juta jiwa dengan rata-rata usia penduduk di bawah 20 tahun — masih bergulat dengan kemiskinan ekstrem. Menurut Bank Dunia, sekitar 75 persen warga hidup di bawah garis kemiskinan, sementara PDB per kapita turun hingga 45 persen sejak kemerdekaan pada 1960.

Keputusan Rajoelina ini menambah ketidakpastian politik di negara kepulauan tersebut, yang kini berada di ambang krisis pemerintahan di tengah desakan perubahan dari generasi muda.

Source: CNN

Komentar