Pak Haji disamping Rumah, bisnisnya “cuma” Kapal Tongkang. Pendapatan minimal 10-20 Miliar perbulan!

Pak Haji disamping Rumah, bisnisnya “cuma” Kapal Tongkang. Pengiriman Batubara via Sungai ke Laut.

Ada sekitar dua puluhan Mobil Operasionalnya. Beberapa Fortuner dan Pajero Sport terbaru. Xpander, Veloz dan Double Cabin. Semua keluaran terbaru.

Sebagai Pebisnis kecil-kecilan, saya bisa memperkirakan pendapatan Pak Haji itu. Minimal 10-20 Miliar perbulan!

Sekali lagi “padahal” bisnisnya cuma “menempel” di kegiatan Pertambangan Batubara.

Saya yakin dibidang pertambangan, Pak Haji disamping Rumah juga masih dianggap “anak bawang”.

Saya cari-cari data, untuk ukuran Kaltim saja belum termasuk dianggap punya nama.

Bagaimana lagi dengan orang-orang yang punya Tambang. Atau bahkan punya tambang sekaligus pengirimannya.

Misalnya Haji Isam. Pantas saja kekayaannya ratusan triliun. Sekalipun ngga masuk data Forbes (karena kekayaannya sebagian besar dari Perusahaan tertutup/bukan perusahaan publik), tapi sebenarnya dia masuk di lima atau paling tidak sepuluh orang terkaya di Indonesia.

Menariknya, hampir semua orang terkaya di Indonesia memiliki Bisnis Tambang. Lebih menarik lagi, karena tambang-tambang tersebut umumnya lahannya milik Negara!

Kalau melihat betapa “WAH-nya” penghasilan Pengusaha-pengusaha di Bisnis Tambang ini, saya yakin setoran mereka ke Negara cukup besar.

Masalahnya kita tahu bersama. Begitu besar juga kebocoran pendapatan Negara dari sektor Pertambangan.

Kasus-kasus Korupsi dibidang Pertambangan juga ngga main-main. Selalu dengan angka ratusan miliar bahkan ratusan triliun.

Tapi ada juga Pengusaha-pengusaha Tambang yang nakal. Bermain mata dengan Oknum Pejabat. Mengakali Pajak.

Kalau saja Pemerintah lebih serius menutup kebocoran dari Sektor Pertambangan, mungkin saja dalam lima tahun kedepan Hutang Negara kita lunas!

Saya pernah baca seorang Pengusaha dari Boyolali, Pengepul Susu dari Peternak lokal. Bisnisnya terancam bangkrut hanya karena dianggap menunggak pajak senilai 670 juta.

Padahal beliau menjadi tumpuan harapan dari 1300 peternak Sapi Lokal.

Padahal bisnis beliau tidak ada sedikitpun bantuan negara.

Padahal para Peternak juga tidak pernah berhutang budi apapun kepada Negara. Sapi beli sendiri, rumput cari sendiri.

Tapi Negara lewat Kantor Pajak bersikap keras dan begitu galak.

Sedangkan Bisnis Tambang itu biasanya lahan milik Negara. Bisnis Kebun Sawit juga banyak yang lahannya milik negara.

Negara tidak segalak kepada rakyat kecil yang menunggak pajak.

TANYA KENAPA?

(Azwar Siregar)

Komentar