4 CARA ALLAH MEMBINASAKAN ORANG YANG BERBUAT ZALIM
✍️ Oleh : Hamzah Baya
Kezaliman adalah salah satu dosa besar yang paling dibenci oleh Allah. Allah menegaskan bahwa Dia tidak akan membiarkan kezaliman tanpa balasan, meski terkadang hukuman itu tidak datang seketika.
Orang-orang beriman sering kali bertanya-tanya, mengapa orang zalim tampak tenang, sementara yang dizalimi terus menderita? Padahal, Allah telah menetapkan sunnah-Nya yang pasti bahwa setiap kezhaliman akan dibalas, dan setiap pelaku kezaliman akan menemui kehancurannya dengan cara yang telah Allah tentukan.
inilah empat cara Allah membinasakan orang-orang zalim, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an, agar hati kita tenang dan yakin bahwa keadilan Allah pasti ditegakkan, meski tidak selalu segera tampak di depan mata.
🟤Tahap Pertama, al-Imhal wal-Imla’ (mereka diberi tenggang waktu)
Allah berfirman :
وَأُمْلِي لَهُمْ إِنَّ كَيْدِي مَتِينٌ
“Aku memberi mereka kelonggaran; sesungguhnya rencana-Ku amat kuat.” [QS. Al-Qalam: 45]
Allah tidak langsung menghukum orang zalim. Ia memberi waktu agar mereka berbuat sesuka hati, seolah-olah bebas. Tapi semua itu bagian dari rencana Allah yang kuat dan pasti mengenai mereka di waktu yang tepat.
Allah menunda azab agar mereka bertambah dosa dan akhirnya tertimpa hukuman dengan sempurna. Ini bukan berarti Allah lalai, tetapi karena “innallaha yu’mil wala yuhmil” Allah memberi waktu, namun tidak membiarkan. (Sumber Tafsir Ibnu Katsir)
🟣Tahap kedua, al-Istidraj (mereka ditarik perlahan ke arah kebinasaan)
Allah berfirman :
سَنَسْتَدْرِجُهُمْ مِنْ حَيْثُ لَا يَعْلَمُونَ
“Kami akan menarik mereka (menuju azab) sedikit demi sedikit dari arah yang mereka tidak tahu.” [QS. Al-A‘rāf: 182]
Orang zalim kadang justru makin kaya, makin berhasil, makin tenang. Padahal itu bukan nikmat sejati, tapi jebakan halus dari Allah agar mereka makin jauh dari taubat.
Istidrāj berarti Allah terus memberi kenikmatan dunia sementara mereka terus berbuat dosa, hingga tiba-tiba azab datang tanpa mereka sadari. (Sumber Tafsir Al-Qurthubi)
🟢Tahap ketiga, at-Tazyin (Perbuatan mereka dipercantik oleh Setan )
Allah berfirman :
وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ أَعْمَالَهُمْ
“Setan menjadikan perbuatan mereka tampak indah bagi mereka.” [QS. An-Naml: 24]
Di fase ini, pelaku zalim merasa benar. Mereka menikmati kezalimannya dan bahkan membenarkannya. Hati mereka tertutup oleh hawa nafsu dan tipu daya setan.
Setan menghiasi dosa hingga pelaku merasa bangga melakukannya, padahal itu jalan menuju kehancuran. (SumberTafsir As-Sa‘di)
🔴Tahap keempat, al-Akhdzu (Dihukum secara tiba-tiba)
Allah berfirman :
حَتَّى إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً
“Hingga ketika mereka bergembira dengan apa yang telah Kami berikan kepada mereka, Kami timpakan azab kepada mereka secara tiba-tiba.” [QS. Al-An‘ām: 44]
Ketika orang zalim merasa paling aman dan puas dengan hidupnya, justru di saat itulah Allah menimpakan hukuman-Nya tanpa peringatan lagi.
Ini menunjukkan bahwa azab Allah datang secara tiba-tiba, tanpa sempat tobat, dan tanpa kesempatan memperbaiki diri. (Sumber Tafsir Ibnu Katsir)
Kehancuran orang-orang zalim bukanlah semata urusan waktu, tetapi urusan kepastian. Allah mungkin memberi mereka kelonggaran, tetapi bukan berarti Dia lalai.
Allah berfirman :
“Dan janganlah sekali-kali kamu mengira bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Dia hanya menangguhkan mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak.” [QS. Ibrahim: 42]
Oleh karena itu, kewajiban kita bukan menanti azab bagi mereka, melainkan menjaga diri agar tidak menjadi bagian dari orang-orang zalim. Karena siapa pun yang menindas, menyakiti, atau mengambil hak orang lain akan merasakan pembalasan Allah, cepat atau lambat.
Semoga Allah menjauhkan kita dari sifat zalim dan menjadikan kita termasuk hamba-hamba-Nya yang adil, sabar, dan bertawakal kepada-Nya.
Aamiin ya Rabbal ‘alamin..







Komentar