Setiap posisi Jokowi terdesak, UGM tiba-tiba bikin acara Reuni, Dies Natalis, pola basi Bu

Oleh: Erizal

Baru Juli kemarin Jokowi hadir reuni alumni angkatan 1980 Fakultas Kehutanan UGM. Kini Jokowi hadir lagi acara Dies Natalis Fakultas Kehutanan UGM.

Seolah penting betul kehadiran seorang Jokowi dalam setiap acara seremonial yang diselenggarakan Fakultas Kehutanan UGM.

Orang yang sudah 20 atau 30 tahun tamat kuliah saja, mungkin sudah lupa dan tak mau lagi hadir acara seremonial yang diadakan Fakultasnya. Ini Jokowi sudah 45 tahun berlalu, masih saja sempat hadir dan disambut meriah.

Benar juga kata Rektor UGM Ova Emilia, Jokowi adalah alumni kebanggaan Fakultas Kehutanan UGM. Ya, tak ada yang salah juga.

Entah kenapa polanya seperti berulang. Kalau posisi Jokowi sedang terdesak masalah ijazahnya yang disorot Roy Suryo Cs, maka UGM, khususnya Rektor dan Fakultas Kehutanan, langsunh bertindak dan selalu tampil kepermukaan memberikan legitimasi bahwa Jokowi adalah alumni mereka.

Entah alamiah saja atau memang sengaja dibuat-buat seperti itu? Tapi, anehnya, Roy Suryo Cs tak sedikitpun ciut, apalagi terbungkam. Justru Roy Suryo Cs semakin yakin bahwa ijazah Jokowi 99,9% palsu dan terus bergerak.

“Alumni UGM memang tak harus tamat kuliah,” ujar Roy Suryo dengan gaya khasnya yang cengengesan di televisi.

Tak masalah Rektor dan Fakultas Kehutanan UGM tampil pasang badan membela ijazah Jokowi bahwa Jokowi adalah alumni dan selesai menamatkan perkuliahan di UGM. Seharusnya memang begitu.

Tapi entah kenapa tiap dijelaskan tiap itu juga orang tetap tak percaya? Padahal alangkah mudahnya menjelaskan detail perkuliahan seorang mahasiswa yang pernah menamatkan perkuliahan di Universitas sekelas UGM.

Anehnya, pihak Roy Suryo Cs pula yang disalahkan kenapa tak mau mempercayai saja pengakuan Rektor dan Fakultas Kehutanan UGM? Kalau benar-benar jelas, gila saja orang yang berani melawannya. Publik juga tak senaif itu memahami.

Apalagi Sejak Roy Suryo Cs mengantongi ijazah legalisir Jokowi dari KPU Pusat dan KPU Jakarta, mereka seperti tak bisa lagi dihambat. Mulutnya tak bisa lagi dibandrol untuk mengatakan bahwa ijazah Jokowi palsu.

Roy Suryo Cs tak bisa lagi dikatakan tak memiliki ijazah asli Jokowi. Justru ijazah legalisir itulah yang paling asli karena itulah yang resmi digunakan untuk mendaftarkan sebagai Capres dan Cagub dulunya.

Bahkan, KPU sendiri diduga tak pernah melihat ijazah asli Jokowi saat melakukan verifikasi faktual. Sayangnya, KPU Solo belum menyerahkan ijazah legalisir Jokowi saat dua kali maju sebagai Wali Kota.

KPU pun belum sepenuhnya terbuka soal ijazah Jokowi ini. Meskipun sudah mencabut keputusan yang dibuatnya sendiri secara tiba-tiba, tapi tetap saja masih ada yang ditutup-tutupi.

Tapi KPU masih mendingan dibandingkan UGM. Seperti Jokowi, UGM sejak awal akan mau buka-bukaan di depan Pengadilan sebagai saksi.

Entah Pengadilan mana yang dimaksud, yang jelas Pengadilan di mana Roy Suryo Cs duduk sebagai terdakwa tak kunjung terwujud. Meskipun sudah didesak 31 organisasi relawan Jokowi dua pekan lalu.

Batas waktu dua pekan untuk Polri mentersangkakan dan menangkap Roy Suryo Cs dari organisasi relawan Jokowi sudah lewat, tapi belum juga bisa terwujud.

UGM sejak awal paling tepat menyelesaikan masalah ini tanpa harus melalui Kepolisian. Tapi UGM seperti halnya Jokowi, juga mensyaratkan Pengadilan tempat buka-bukaannya.

UGM bisa saja membuka seterang-terangnya tentang keberadaan ijazah Jokowi itu. Kalau perlu minta fotocopy semua ijazah yang seangkatan dengan Jokowi, kalau tak bisa memberikan yang aslinya.

Tinggal dibandingkan saja lagi dan ditampilkan ke publik. Selesai masalah. Ketahuan mana yang asli dan mana yang palsu. Ditambah pula transkrip nilai yang ada. Bukan acara Reuni atau Dies Natalis seperti itu. Masalah sepele, kok tega sekali dibikin bertele-tele?

Ijazah mantan Presiden dua periode dibilang 99,9% palsu secara terang-benderang, tapi orang yang mengatakan itu tak bisa diapa-apakan, sudah bisa ditarik suatu hipotesis bahwa memang ada masalah.

Dulu pernah orang mengatakan itu, yang namanya Bambang Tri dan Gus Nur, dan orang itu langsung dikirim ke penjara selama bertahun-tahun.

Kini dua orang itu sudah keluar dari penjara dan anehnya tetap saja yakin bahwa ijazah Jokowi itu palsu.

Roy Suryo Cs memang tak bisa dibiarkan begitu saja, tapi juga tak bisa ditangkap sebelum dibuktikan ijazah itu benar-benar aasli

Inilah yang tak bisa dibuktikan sampai sekarang, meski Bareskrim Polri mengaku sudah pernah memeriksanya.

Teringat wejangan Gur Dur bahwa masalah di dunia ini cuma dua saja. Pertama, masalah yang mudah diselesaikan. Masalah ini tak perlu dipikirkan karena sudah diselesaikan. Ia bukan masalah lagi karena sudah selesai.

Kedua, masalah yang rumit diselesaikan. Karena saking rumitnya tak bisa lagi diselesaikan. Karena ia tak bisa diselesaikan, maka tak perlu juga dipikirkan. Buat apa dipikirkan karena masalah itu memang tak bisa diselesaikan?

Nah masalah ijazah Jokowi ini, termasuk Gibran, apakah tergolong yang mudah atau rumit diselesaikan? Kalau mudah, tak usah dipikirkan dan kalau rumit pun mestinya tak usah dipikirkan. Begitulah menurut Gus Dur. (*)

Komentar