Para Pengkhianat di Palestina
Oleh: Dina Sulaeman
Banyak yang bertanya kepada saya:
- Mengapa Mahmoud Abbas, si “Presiden” Palestina, menghina HAMAS dengan menyebut mereka ‘anjing’?
- Apa benar, akhir-akhir ini HAMAS membunuhi warga Gaza?
- Apa benar, anggota HAMAS yang bermewah-mewah di Qatar?
Jawabannya: dalam setiap bangsa, selalu saja ada pengkhianat. Ga usah jauh-jauh, cek saja kondisi di negeri kita sendiri. Jadi, ga usah kagetan.
Di Palestina ada banyak partai politik. Dua parpol terbesar adalah Fatah dan HAMAS. HAMAS ini parpol, tapi punya divisi bersenjata. HAMAS berjuang dengan politik (diplomasi, negosiasi, ikut pemilu) dan dengan senjata sekaligus. Tokoh-tokoh politik HAMAS, sebagiannya tinggal di Qatar.
Kalau mereka tinggal di apartemen mewah, mungkin di antara jawabannya: masa jadi tamunya Emir Qatar yang luar biasa kaya raya [sampai kasih hadiah pesawat $400 juta ke Trump], tokoh-tokoh HAMAS itu dikasih hotel melati??
Adakah tokoh HAMAS yang memang korup? mungkin ada. Tapi, menyebut semua pejuang kemerdekaan HAMAS korup dan bermewah-mewah di Qatar jelas fitnah.
Partai Fatah pun dulu juga punya divisi militer dan angkat senjata, bertempur melawan Rezim Zionis. Tapi sejak Perjanjian Oslo 1993, mereka memilih berhenti angkat senjata.
Dalam pemilu legislatif 2006, Partai HAMAS menang melampaui Fatah. Peserta pemilu meliputi Tepi Barat, Gaza, Yerusalem timur. Banyak analisis menyebut bahwa kekalahan Fatah karena banyaknya kasus korupsi di partai tsb. Makanya Mahmoud Abbas julid banget sama HAMAS. Setelah HAMAS menang pemilu 2006, Jalur Gaza diblokade Israel hingga hari ini. Tujuan Israel, agar perjuangan ala HAMAS tidak menyebar ke Tepi Barat.
Survei tahun 2024 terkait persepsi warga Palestina tentang korupsi menunjukkan hasil: 64% warga Tepi Barat memandang bahwa lembaga pemerintah melakukan korupsi; sementara 26% warga Gaza mempersepsi bahwa lembaga pemerintah melakukan korupsi.[1]. Artinya ketidakpercayaan publik Tepi Barat pada Fatah (pemerintah di Tepi Barat) jauh lebih besar daripada ketidakpercayaan publik Gaza pada HAMAS (pemerintah di Gaza).
Berharap di Palestina ga ada korupsi dan isinya orang-orang suci semua, jelas harapan aneh dan ga masuk akal. Para buzzer Zionis, silakan kalian cek juga data korupsi di negara junjungan kalian [Israel] dan kasus korupsi Netanyahu. Katanya mereka itu “bangsa pilihan dan biji mata Tuhan”? Eh, korupsi juga.
Nah balik lagi ke Gaza. Saya ada pengalaman pribadi. Selama masa genosida (Okt 2023-Okt 2025) saya sudah beberapa kali mengirim donasi ke Gaza. Uangnya dikirim dengan menggunakan aplikasi transfer non-bank. Uang itu diterima oleh rekan kami di Gaza, lalu dia beli bahan makanan, dimasak, dan dibagikan ke para pengungsi.
Pertanyaannya: lho, berarti bahan makanan masih ada di dalam Gaza? Katanya jalur bantuan ditutup? Kok masih banyak yang kelaparan?
Nah, inilah yang dilakukan para pengkhianat. Ada truk-truk gelap yang bisa masuk dari Mesir, lalu bahan makanan dijual di Gaza dengan harga mahal (misalnya, harga 1 kilo tepung 50 USD). Kok mereka bisa masuk, sementara truk-truk bantuan resmi tertahan di Rafah? Ya sangat mudah ditebak: ada oknum Gaza + oknum Mesir + serdadu Zionis yang kongkalingkong.
Atau, ada kelompok-kelompok pengkhianat yang merampas truk-truk bantuan yang masuk secara resmi ke Gaza; mereka bisa melakukannya karena ada perlindungan dari tentara Zionis. Lalu, oleh Israel dan buzzer Zionis, HMS dituduh sebagai pelaku perampas truk tersebut.
Saya kutip dari CNN Indonesia:
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengakui Israel telah membantu hingga mempersenjatai geng kriminal atau kelompok bersenjata di Jalur Gaza, Palestina. Melalui sebuah video yang diunggah Netanyahu di media sosialnya, ia mengakui bahwa langkah tersebut merupakan “hal yang baik” sesuai saran intelijen keamanan Israel untuk melawan HAMAS di Gaza.[2]

Tak heran, ketika HAMAS menangkapi geng-geng ini, Panglima Komando Pusat AS (dan juga Presiden TRUMP) -yang tidak pernah meminta Israel menghentikan genosida di Gaza – tiba-tiba mengeluarkan statemen meminta HAMAS untuk menghentikan “pembunuhan warga sipil” di Gaza.[3]

Pascagencatan senjata Oktober 2025, HAMAS melakukan operasi besar-besaran melawan geng-geng pengkhianat ini; ada sejumlah orang dihukum mati.
Banyak lagi kejahatan para pengkhianat itu. Salah satunya: memotong uang bantuan yang masuk sampai 50%. Ini yang saya alami sendiri: dua bulan terakhir, rekan kami di Gaza bercerita bahwa uang yang diterima telah dipotong 50% oleh lembaga-lembaga keuangan non-bank yang beroperasi di Gaza. Jahat banget kan??!
Foto: skrinsyut video polisi Gaza menangkapi pedagang uang dan renternir, dan kesaksian warga Gaza bahwa saat mereka mau mengambil uang kiriman dari luar, ada potongan hingga 55% (artinya, cerita dari rekan kami di Gaza itu terkonfirmasi).

Nah, sikap kita ORANG LUAR gimana? Menurut saya, fokus saja di peta besarnya: mereka ini bangsa yang sedang dijajah. Kita bantu Palestina agar segera merdeka, segera terbebas dari kejahatan Rezim Zionis.
[Status Palestina sebagai negara jajahan sudah fixed ya, cek dokumen-dokumen PBB; yang masih meragu-ragukan status ini, berarti memang ga mau belajar atau memang sengaja memanipulasi fakta.]
Perkara bahwa di internal mereka ada friksi, ada yang berkhianat, ya instrospeksi diri ajalah; cek kondisi di negara kita sendiri kayak apa. Jangan malah membeo buzzer Zion: “Halah, mereka aja ga mau bersatu, korupsi pulak, gimana kita mau bantuin??”
Tetap Free Palestine.
Ref:
[1] https://shorturl.at/00UnG
[2] https://www.cnnindonesia.com/internasional/20250607165114-120-1237464/siapa-geng-kriminal-yang-dibekingi-israel-buat-lawan-hamas-di-gaza
[3] https://shorturl.at/DqcA5







Komentar