Ekonom senior J.P. Morgan Asset Management, David Kelly, melontarkan peringatan keras mengenai kondisi keuangan Amerika Serikat. Dalam catatan terbarunya, Kelly menyebut ekonomi Negeri Paman Sam tengah “bangkrut secara perlahan” akibat membengkaknya utang nasional yang kini menembus US$ 37,8 triliun.
Menurut Kelly, beban bunga dari utang tersebut sudah mencapai sekitar US$ 1,2 triliun, angka yang dinilainya tidak berkelanjutan dalam jangka panjang. “Banyak yang bertanya kapan krisis utang federal benar-benar meledak di depan mata kita. Jawaban saya: kita sudah bangkrut, hanya saja prosesnya berlangsung pelan,” ujarnya, dikutip dari Forbes.
Meski kondisi fiskal memburuk, pasar keuangan global belum menunjukkan kepanikan berarti. Imbal hasil obligasi 30 tahun AS masih bertahan di kisaran 4,6%, menandakan investor masih memiliki kepercayaan terhadap kemampuan pemerintah AS membayar utangnya.
Namun, Kelly mengingatkan bahwa ketenangan pasar bisa menipu. Rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) telah mendekati 100% dan berpotensi meningkat menjadi 102% pada tahun depan jika laju ekonomi melambat. Ia menilai, bila pertumbuhan nominal PDB hanya sekitar 4,5% sementara defisit anggaran melebihi angka tersebut, rasio utang akan terus menanjak.
Kebijakan Trump Diuji, Efektivitas Tarif Diragukan
Pemerintahan Presiden Donald Trump berupaya menekan defisit dengan menerapkan kebijakan tarif impor dan membentuk Department of Government Efficiency (DOGE), yang sempat menggandeng CEO Tesla, Elon Musk. Namun, kerja sama itu bubar setelah keduanya berselisih soal rancangan One Big Beautiful Bill Act, yang justru berpotensi menambah utang hingga US$ 3,4 triliun dalam satu dekade ke depan.
Meski pemerintah mengklaim pendapatan tarif mampu menutup defisit, para analis menilai kebijakan tersebut hanya memberikan dampak sementara. Data Gedung Putih mencatat, pendapatan tarif pada Agustus mencapai US$ 31 miliar, sementara proyeksi Congressional Budget Office (CBO) memperkirakan defisit fiskal 2025 tetap sekitar 6% dari PDB, sedikit lebih rendah dari 6,3% tahun sebelumnya.
Kelly menilai penurunan tersebut tidak cukup kuat untuk mengubah arah fiskal AS yang menurun. Terlebih, kebijakan tarif masih menghadapi tantangan hukum di Mahkamah Agung, yang berpotensi membatalkan pemungutan tarif dan memaksa pemerintah mengembalikan dana kepada importir.
Ancaman Krisis dan Imbauan untuk Investor
Dalam analisisnya, Kelly memprediksi defisit riil bisa mencapai 6,7% dari PDB, lebih tinggi dari perkiraan resmi pemerintah. Ia memperingatkan bahwa perlambatan ekonomi atau keputusan politik yang keliru dapat mempercepat krisis fiskal Amerika.
“Bagi para investor, pesan saya sederhana: bersiaplah,” tulis Kelly. Ia merekomendasikan diversifikasi portofolio, termasuk memperbesar porsi saham internasional dan aset alternatif, untuk mengantisipasi potensi skenario “bangkrut cepat setelah lama bangkrut pelan-pelan”.







Komentar