Terbongkar! AQUA Ambil Air Tanah, Bukan dari Gunung

Padahal di iklannya “Air Berasal dari mata air pegunungan” e alah, kena prank se Indonesia. Kunjungan mendadak Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi ke salah satu pabrik air mineral di Subang menguak fakta mengejutkan. Dalam inspeksi tersebut, Dedi menyoroti adanya potensi kerusakan lingkungan akibat aktivitas industri air kemasan yang selama ini mengklaim mengambil air murni dari sumber pegunungan.

Namun, hasil tinjauan lapangan justru menunjukkan sebaliknya — air yang diproduksi berasal dari sumur bor tanah dalam, bukan langsung dari mata air alami di pegunungan seperti yang selama ini diiklankan.

“Kenapa longsor?” tanya Dedi kepada perwakilan pabrik.
“Karena di atasnya itu ada sawah, Pak,” jawab sang perwakilan.

Jawaban tersebut membuat Dedi heran. Ia kemudian menegaskan bahwa aktivitas industri seperti penebangan pohon dan pengambilan air tanah dalam jumlah besar bisa memperparah kerusakan lingkungan di kawasan Subang yang notabene adalah daerah pegunungan dan resapan air.

Menurut Dedi, penggunaan air tanah dalam skala besar tidak hanya mengancam kestabilan ekosistem, tapi juga berpotensi menyebabkan banjir dan longsor. Ia mendesak agar perusahaan berhenti menutup-nutupi praktik produksinya yang berpotensi merusak lingkungan.

“Saya minta perusahaan memperhatikan dampak ekologis dari setiap kegiatan produksinya,” tegas Dedi di lokasi.

Penelusuran redaksi juga menemukan bahwa beberapa warga sekitar mengeluhkan berkurangnya debit mata air setelah pabrik air mineral itu beroperasi. Fenomena tersebut memperkuat dugaan bahwa perusahaan tidak sepenuhnya mengambil air dari sumber alami di pegunungan, melainkan memompa air tanah melalui sumur bor industri.

Jika benar demikian, maka klaim “air pegunungan murni” yang selama ini menjadi daya jual utama brand tersebut patut dipertanyakan. Praktik tersebut bukan hanya bisa dikategorikan sebagai misleading marketing, tapi juga berpotensi melanggar prinsip konservasi sumber daya air.

Kini, publik menunggu langkah tegas dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Kementerian Lingkungan Hidup untuk menelusuri lebih dalam — apakah industri air kemasan ternama itu selama ini telah menjual mitos, bukan kebenaran.

Sumber lengkap : Instagram

Komentar