Lagu “Mantra Uang” Aviwkila, mengandung Syirik halus?

Pas secara tidak sengaja dengar lagu-lagu dari Aviwkila, saya merasa ada sesuatu bahaya tersembunyi dari sisi Aqidah dan ini bisa merasuk ke pikiran kaum Muslimin, khususnya anak muda.

Contoh yang akan saya bahas di tulisan ini adalah lagunya yang berjudul “Mantra Uang”. Mari kita lihat liriknya:

Uang selalu datang ke rekeningku
Puluhan, ratusan juta selalu
Kaya raya, sehat, bahagia diriku
Hati penuh rasa syukur

Uang mengalir deras dalam hidupku
Terus menerus selalu menghujaniku
Hidup beruntung dan penuh kelimpahan
Kaya raya, sehat, bahagia

Reff:

Hidupku kini mudah, hidupku kini indah
Semua yang kubutuhkan selalu ada
Tubuhku semakin sehat, jiwaku semakin kuat
Terima kasih Tuhan, aku bahagia

***

Lagi ini, mungkin bagi yang belum pernah mempelajari konsep LOA dan sejenisnya, maka akan menganggap lagu ini bagus, mengandung afirmasi positif dan sebagainya. Sehingga secara tidak sadar kita tertipu dan menganut konsep ini, padahal itu sangat bertentangan dengan aqidah Islam.

Lagu ini, Mantemanku sekalian, mengandung nada syirik halus (pengkultusan sebab duniawi).

Kalimat-kalimat dalam lagu di atas, dan juga di lagu-lagu Aviwkila lainnya menanamkan pola pikir bahwa uang datang secara otomatis dengan KEKUATAN DIRI SENDIRI, bukan karena IZIN ALLAH.

Ini mengandung potensi SYIRIK ASBAB, yaitu menganggap sebab (afirmasi, pikiran positif) memiliki kekuatan mandiri membawa hasil padahal semua sebab hanyalah alat, dan yang menakdirkan hasil hanyalah Allah.

Dalam Sabda Nabi ﷺ disebutkan dengan jelas:

“Seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakal, niscaya kalian akan diberi rezeki sebagaimana burung diberi rezeki…” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah)

Lagu di atas jelas mengandung semangat “Law of Attraction”, yaitu keyakinan bahwa pikiran dan ucapan bisa menarik realitas.

Dalam aqidah Islam, keyakinan seperti ini berbahaya karena:

  • Menempatkan pikiran manusia sebagai penentu takdir
  • Menggeser posisi doa dan tawakal kepada kekuatan diri,
  • Mengandung unsur tasharruf (mengatur alam) yang hanya milik Allah.

Islam mengajarkan doa, ikhtiar, dan tawakal, bukan manifestasi diri.

Doa itu bukan MEMANGGIL ENERGI, melainkan memohon kepada Allah yang Maha Kuasa atas segalanya.

Lagu ini, meskipun terdengar positif dan penuh semangat syukur, secara aqidah perlu diwaspadai. Diantaranya:

  • Mengaburkan konsep tauhid bahwa Allah-lah satu-satunya pengatur rezeki
  • Menggeser peran doa dan tawakal menjadi sekadar afirmasi diri,
  • Mempromosikan paham materialistik dan syukur yang bersyarat.

Hati-hati ya Mantemanku sayaang. Kadang sesuatu yang terdengar bagus itu menipu.

Faham LOA dan sejenisnya ini banyak masuk di training-training di sekolah-sekolah juga.

Jaga aqidah kita dan keturunan kita ya Manteman, hanya aqidah yang lurus yang akan menyelamatkan kita di akhirat. Negeri abadi, tempat kita pulang.

Semoga Allah Ta’ala memberi Taufiq kepada kita semua, aamiin…

(Nur Fitriyah As’ad)

Komentar