“Tere Liye, kalau elu mau tahu kinerja idola gue, lihat saja akun medsosnya! Nanti elu tahu sendiri betapa hebatnya dia bekerja.”
Wah, wah, 20 tahun saya nulis, saya baru tahu jika mengukur kinerja seorang pemimpin dari akun medsosnya. Disuruh lihat postingannya.
Ampun dah.
Karena setahu saya dulu, bagaimana kita bisa mengukur kinerja pemimpin? Dengan angka, data, dan fakta:
- Pertumbuhan ekonominya bagaimana? Naik atau turun? Angka!
- Pendapatan per kapitanya bagaimana? Tinggi atau rendah pendapatan penduduknya di sana? Angka!
- Jumlah penduduk miskin gimana? Angka!
- Jumlah pengangguran bagaimana? Lapangan pekerjaan yang ada formal atau non formal? Kualitas pekerjaannya? Angka!
- Kualitas pendidikannya bagaimana? Akses layanan kesehatan? Angka!
- Jalan-jalan rayanya mulus? Atau rusak? Angka!
- Penegakan hukum bagaimana? Angka!
- Masalah di masyarakatnya: judol, narkoba, pun pinjol dll. Angka!
- Dan lain lain dan sebagainya.
Mau level nasional, gubernur, bupati/walikota, pakai angka, data, dan fakta mengukurnya.
Nasib. Hari ini, saat ditunjukkan data-data pengangguran, eh netizen santai banget bilang: “Lihat saja akun medsos idola gue! Kelihatan nanti kinerjanya!” Crazy, angka-angka dia suruh melawan pencitraan.
Duh Rabbi, kamu saja, bahkan mau posting foto nggak penting, kamu jepret 20x, hapus, baru yg ke-21 kamu posting, setelah merasa itu paling keren, paling glowing. Apalagi politisi! Yang hidupnya biang pencitraan.
*Tere Liye







Komentar