Seorang ustadz dijadiin konten demi cuan oleh istrinya tanpa sepengetahuan, akhirnya dicerai, padahal baru setahun nikah

Setelah ada yang namanya monetisasi di aplikasi media sosial, dan banyak orang jadi konten kreator, banyak orang berlomba-lomba untuk membuat konten. Setiap hari mikir, mau bikin konten apa. Kalau dasarnya orang yang suka bagi ilmu, dia akan berusaha untuk mengeluarkan ide-ide konten seperti ilmu bagi resep masak, ilmu berkebun, dan segala konten-konten bermanfaat lainnya. Kalau kayak gitu sih, aku setuju banget kalau ketemu konten kreator yang begitu.

Ada juga konten kreator bersih-bersih rumah, antar anak sekolah, dan daily activities lainnya. It’s okay, itu juga bisa.

Tapi ada juga konten yang cukup meresahkan, kayak dulu ada ibu-ibu masak di halaman rumah. Masak anak ayam yang masih hidup, demi konten viral ia melakukan itu, walau panen hujatan asalkan viral.

Ada juga konten-konten yang sebenarnya tidak bermanfaat, namun karena haus keviralan, mau dikata-katain netizen aja masih di gas terus.

Heran juga sih sama orang begitu, demi dolar tapi hilang kehormatan.

Bagi kita sebagai seorang muslim, tentu masalah membuat konten ini juga harus sesuai landasan syariat. Kalau dibilang ‘Beragama kok kaku banget’.

Menurutku enggak sih, malah dengan aturan agama itu kita bisa jadi tahu batasan. Mana yang musti dikontenin dan mana yang enggak.

Sejatinya apa yang kita posting di media sosial, itu juga akan ada hisab atau pertanggung jawabannya di akhirat. Jadi sebisa mungkin apa yang kita posting tentu sesuatu yang bermanfaat saja.

Agar tidak hanya sekedar hiburan namun juga bisa mendapatkan pahala.

__

Belum lama ini juga ada kejadian. Ada seorang perempuan yang baru saja dinikahi oleh seorang ustadz.

Istrinya mencoba peruntungan dengan menjadi konten kreator, awalnya konten-kontennya hanya sebatas kegiatan hari-hari. Sesekali ia juga bikin konten traveling kalau di hari libur. Jalan-jalan bersama suami dan menginformasikan ke followers tentang tempat makan yang enak murah atau pemandangan alam yang bagus.

Yang interaksi di akunnya hingga ribuan, sekitaran seribu orang – dua ribu orang kayak gitu. Ya cukup lumayan.

Suatu ketika, ia membuat konten baru yang cukup meledak. Karena jangkauan hingga jutaan, viral lah istrinya ini. Dan ia senang sekali, karena baru kali ini bisa membuat konten dan diminati banyak orang.

Kontennya ini ternyata menceritakan tentang suaminya. Suaminya yang seorang ustadz di salah satu pondok itu. Dia bikin video transisi, dua video yang dijadikan satu. Video pertama adalah saat suaminya berada di pondok, yang terlihat begitu wibawa, kalem dan berkharisma. Video kedua adalah video kocak suaminya di dalam rumah yang bikin istrinya ngakak. Pokoknya videonya itu tentang bagaimana karakter suaminya di luar itu beda dengan suaminya di dalam rumah.

Dan video itu meledak, banyak para perempuan berstatus istri yang menanggapi video itu. Mereka banyak yang bercerita kalau suami-suaminya juga demikian. Kalau di luar keliatan santun, di dalam rumah malah suka kentut sembarangan di depan istri. Dan lain-lain, terus videonya itu ada background musik “kamu siapa-kamu siapa”
Karena saking bedanya.

Akhirnya sang istri mulai sering ngontenin suaminya. Bahkan suaminya pun tak tahu menahu tentang itu. Suaminya tidak aktif di sosmed. Karena sibuk dengan dunia nyata.

Dan akun istrinya ini ternyata viral sampai dilihat para wali santri dan orang-orang yang merasa kenal dengan ustadz ini. Suatu ketika saat ada acara pertemuan wali santri di pondok. Ada beberapa wali santri yang berkomentar, kalau ternyata ustadz ini ternyata begitu lucu. Padahal tampangnya kayak angker gitu.

Di luar itu juga banyak orang yang mulai sering ngetawain ustadz ini. Ustadznya sampai bingung dengan perbedaan orang-orang yang akhir-akhir ini ia temui. Hingga suatu ketika, ada asatidz yang memberikan nasihat pribadi padanya, untuk menghentikan tindakan istrinya itu yang sangat mencederai kehormatan sang ustadz.

Ustadznya pun mulai membuat akun sosmed demi bisa melihat secara langsung apa yang terjadi dengan akun sosmed istrinya itu. Dan kagetlah dia, dengan tangan gemetar berusaha melihat keseluruhan video yang sering diupload oleh istrinya yang dinikahi baru satu tahun berjalan.

Suaminya menyadari, memang kalau beliau sedang di dalam rumah entah melakukan aktivitas apapun, istrinya sering mengangkat hp. Tapi tidak sadar kalau ternyata itu sedang merekam suaminya.

Dan makin gak nyangka aja, kalau ternyata sampai diupload di sosial media.

Tidak ada yang salah jika seorang suami membuat candaan dengan istrinya di dalam rumah. Namanya juga sudah pasangan halal dan sudah menyatu dalam pernikahan. Kalau di luar terlihat kalem pendiam bijaksana, di dalam rumah terlihat kocak ya sah-sah saja. Lha wong guyonan sama istrinya.
Tapi di sini istrinya termasuk keterlaluan, dia tidak bisa menempatkan diri dengan baik. Hanya karena mengejar dolar, mempertaruhkan kehormatan suaminya.

Sang istri tidak mempunyai rasa malu, menyebarkan sesuatu yang masuk kategori internal rumah tangga. Padahal Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan untuk pentingnya mempunyai rasa malu karena ini bagian dari konsekuensi iman. Dan bagian dari rasa malu adalah tidak mempertontonkan yang tidak selayaknya, apalagi tanpa sepengetahuan suami.

Dan sebagai seorang muslimah harus menghindari khawarim al muru’ah, yaitu perbuatan yang bisa menjatuhkan martabat dan wibawa seseorang. Di kasus ini malah suaminya jatuh-sejatuh-jatuhnya wibawa. Bagaimana beliau bisa percaya diri untuk mengajar di pondok, sementara banyak santrinya yang ternyata sudah tahu konten-konten video ustadznya saat di dalam rumah itu. Yang ternyata dari video yang di share ini didownload bebas oleh orang yang mengenalnya dan di share lebih banyak di tempat lain.

Dan pada akhirnya, yah, pernikahan yang baru seumur jagung ini tidak bisa dipertahankan lagi. Karena suaminya sudah menalaq istrinya.

Karena sudah kelewat batas. Di dalam rumah namun bisa mendulang dosa, tidak melindungi harga diri suaminya. Bahkan tanpa berpikir jangka panjang hal apa yang akan didapatkan dari hasil ngonten seperti itu. Demi cuan yang tak seberapa, demi ketenaran.

Dari kisah pasangan ini saya paparkan, agar bisa jadi ibrah/pelajaran saja bagi para muslimah yang notabene punya akun sosial media walau sudah menikah. Agar bisa menggunakan sosmed dengan sebaik-baiknya. Sebagai seorang istri harus bisa menjaga nama baik dirinya dan suaminya, tidak menyebarkan ranah privat atau masalah yang terjadi dalam rumah tangga.

Selain itu juga harus berhati-hati dan sebisa mungkin untuk menghindari hal-hal yang berpotensi merusak keharmonisan rumah tangga.

Kita berlindung kepada Allah dari segala keburukan.

Nas alullaaha as-salaamah.

__
Btw saya kenal sama perempuan ini. Waktu kontennya yang pertama kali tentang suaminya itu viral, saya sudah memberikan pengingat untuknya. Tapi malah ngeyel dan nyuruh gak usah urus campur. Padahal kesehariannya termasuk orang yang lembut tapi pas kejadian itu dia marah merasa perbuatannya gak salah.

Saya disemprot habis-habisan. Ya sudah saya biarkan, saya snooze akunnya biar gak lihat akunnya selama sebulan. Soalnya kalau liat kontennya tuh risih.

Setelah dia diceraikan, dia tutup akun. Dan ganti nomor wa kayaknya, terus gak tahu dah di mana sekarang orangnya. Gak pernah ketemu di pengajian juga. Mungkin malu, mungkin juga sedang introspeksi diri. Semoga setelah kejadian itu, dia bisa berubah lebih baik lagi. Sebenarnya dia juga termasuk orang yang paham agama tapi karena kecebur di lembah ketenaran media sosial jadinya hilang arah.

Yang merasa masih Allah jaga, tetap berusaha berdoa terus ya sama Allah. Biar Allah lindungi kita dari perbuatan buruk.

Yang namanya lemah iman itu bisa mendatangi siapa saja. Istiqomah memang sesulit itu. Kalau bukan meminta penjagaan dari Allah, lalu kepada siapa lagi? 🥀

✍️ Hazeemah

*sumber: fb

Komentar