Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menyebut Indonesia rugi besar karena terus-menerus mengimpor minyak dari Singapura.
Ia mengatakan subsidi energi naik dari tahun ke tahun, terutama bahan bakar minyak (BBM).
Purbaya mencatat uang negara puluhan miliaran dolar AS per tahun habis hanya untuk mengimpor minyak.
“Sudah berapa tahun kita mengalami hal tersebut (impor minyak), sudah puluhan tahun kan? Kita pernah bangun kilang baru gak? Gak pernah … Kita rugi besar karena kita impor dari Singapura, produk-produk minyaknya,” ungkap Purbaya dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI di Jakarta Pusat, Selasa.
Ironisnya, Indonesia mengekspor minyak mentah ke Singapura, terus oleh Singapura minyak mentah Indonesia itu diolah di kilang minyak Singapura, kemudian djual kembali ke Indonesia dalam bentuk BBM.
Data tahun 2024:
- Indonesia mengekspor minyak mentah ke Singapura mencapai US$ 2.228.458.183 (2,2 Miliar USD) atau Rp 36,9 triliun.
- Indonesia kemudian mengimpor BBM dari Singapura periode 2024 sebesar US$ 11,4 Miliar
Inilah “Paradoks Indonesia”.
- Indonesia mengekspor minyak mentah ke Singapura, kemudian mengimpor kembali produk olahannya (BBM) dari Singapura.
- Hal ini terjadi karena Singapura memiliki kapasitas kilang minyak yang jauh lebih besar dibandingkan dengan kapasitas kilang di Indonesia, sehingga dapat mengolah minyak mentah menjadi produk siap pakai dan kemudian menjualnya kembali ke Indonesia.







Komentar