Dari Sudan kita sadar, sejelek-jeleknya pemerintah Islam, itu tetap jauh lebih baik

Sudan selama jadi negara Islam dibawah Presiden Omar Al-Bashir (1993-2019) relatif stabil.

Kesalahan Omar Bashir adalah membiarkan milisi Janjaweed (cikal bakal RSF) berkembang untuk melawan pemberontakan di Darfur karena militer Sudan kewalahan.

Dimana Janjaweed melakukan berbagai kejahatan perang dan bahkan melakukan genosida terhadap etnis Muslim Afrika.

Anehnya Barat malah memusatkan kesalahan pada Bashir, karena ia membawa bendera Islam, bukan pada Janjaweed yang kemudian jadi RSF.

Setelah Bashir terdesak oleh demo dan tuntutan demokrasi, Barat malah mendukung militer dan RSF untuk melakukan kudeta. Jadi yang penting habisi politik Islam dulu, perkara pakai tangan bajingan ga masalah.

Bashir tumbang, aktivis Islam diburu. Partai Islam dibubarkan oleh militer dan dilarang.

Setelahnya syari’at dihapus. Sudan dijadikan negara sekuler. Bahkan mereka melakukan kontak dengan IsraeI untuk normalisasi.

Junta militer menguasai negara. Kepala pemerintahan sipil yang dibentuk beberapa kali dikudeta lagi karena bikin tidak puas militer.

Akhirnya militer Sudan dan RSF yang dulu bersama-sama mengkudeta Bashir pecah kongsi, karena RSF tak puas dengan prosesi pembagian kue. Perang militer Sudan vs RSF yang jadi korban akhirnya rakyat Sudan yang dibantai.

Dari Sudan kita sadar, sejelek-jeleknya pemerintah Islami, itu tetap jauh lebih baik daripada kalangan sekuler. Mereka bakal baku bunuh buat rebutan kue.

(Pega Aji Sitama)

Komentar