Puncak paling memalukan adalah saat ada organisasi, menyematkan nama “Islam” tapi menghamba pada Hawa Nafsu Birahinya

Puncak paling memalukan adalah saat ada organisasi, menyematkan nama “Islam” tapi menghamba pada Hawa Nafsu Birahinya. Keharaman event ini sudah terang benderang. Saking terangnya, yang menghalalkan hampir bisa dipastikan, bukan Ulama.

Saya tahu tulisan kecil ini tidak akan merubah keadaan. Saat organisasi berani rilis foto ini kepada publik menggunakan akun resminya, bisa diduga kerusakan moral dan akhlak di dalamnya nyaris kronis.

Bagaimana tidak? Menentukan event itu perlu rapat berkali-kali, menentukan siapa yang diundang, bagaimana teknisnya, lokasinya, waktunya bisa debat lama. Untuk menuju titik setuju satu event organisasi, saya tahu betul tidak akan bisa diputuskan oleh keinginan satu orang. Foto ini jadi bukti bahwa sangat asing dalam serangkaian rapat dan diskusi itu suara-suara seperti: “Ini haram loh! Bagaimana tanggung jawab kita pada Allah nanti?”.

Maka, jelas sudah apa yang saya klaim di atas sebagai kebenaran. Ini ibarat menyiram najis anjing, tak cukup percikan air.

Saya ikut mengkritik hanya agar besok tidak kebagian dosa di Akhirat. Saya mampu bersuara maka saya wajib bersuara. Saya sudah susah tak karuan memikirkan tanggung jawab saya atas dosa² yang saya lakukan sendiri. Saya tidak ingin nambah masalah di akhirat.

اللهم سلمنا بالحفظ وسلمهم بالتوبة والمغفرة

(Maimun Nafis)

*fb

Komentar