Proyek Lift Kaca Senilai 190M di Bali Dibatalkan

Pemerintah Provinsi Bali menghentikan sementara pembangunan lift kaca setinggi 182 meter di tebing Pantai Kelingking, Nusa Penida. Proyek yang dikerjakan oleh pengembang asal Tiongkok, China Kaishi Group, itu menuai penolakan luas karena dianggap merusak keindahan alam dan mempercepat erosi tebing.

Lift tersebut awalnya direncanakan untuk memudahkan wisatawan turun dari atas tebing ke bibir pantai. Namun, ketika foto-foto lubang besar di tebing ikonik yang disebut “T-Rex cliff” beredar di media sosial, publik langsung bereaksi keras. Banyak warga dan wisatawan menilai proyek itu justru menghancurkan daya tarik utama kawasan tersebut.

“Sayang sekali, pemandangan indah Kelingking kini dirusak proyek lift itu,” kata warga setempat, Made Sediana, dikutip dari The Bali Sun. “Wisatawan datang ke Nusa Penida untuk menikmati alamnya, bukan naik lift.”

Beberapa komentar di media sosial juga senada.

“Turis ke Bali karena ingin melihat alam yang masih asri. Negara mereka sudah penuh gedung tinggi, sekarang Bali malah mau dibuat sama,” tulis seorang pengguna.

Senator asal Bali Niluh Djelantik, yang sejak awal menolak proyek tersebut, menegaskan kembali penolakannya.

“Sebelum lift ini dibangun, kami sudah menyuarakan keberatan. Risikonya terlalu besar,” ujarnya.
“Nikmati Bali dengan bijak, jangan ciptakan akses yang justru membawa wisatawan menuju bencana,” tulis Niluh dalam unggahan Facebook-nya sehari sebelum pemerintah mengumumkan penghentian proyek.

Pihak berwenang juga menemukan proyek tersebut belum memiliki izin lengkap. Belum jelas berapa lama penghentian sementara ini akan berlangsung.

Sebagian kalangan mengusulkan agar pemerintah memperbaiki tangga alami yang sudah ada, ketimbang membangun lift kaca yang dinilai tak perlu. Menurut laporan media lokal, biaya proyek tersebut mencapai 12 juta dolar AS, atau sekitar Rp190 miliar.

Selama ini, wisatawan harus menuruni jalur curam selama 45 hingga 60 menit untuk mencapai pantai, dan mendaki sekitar dua jam untuk kembali ke atas. Banyak yang menilai perjuangan itulah bagian dari daya tarik alami Kelingking.

Ada pula kekhawatiran bahwa akses yang lebih mudah justru meningkatkan risiko kecelakaan laut. Ombak di Pantai Kelingking terkenal besar dan berbahaya, dan meski ada larangan berenang, banyak wisatawan yang nekat — mengakibatkan sejumlah korban jiwa dan luka-luka dalam beberapa tahun terakhir.

Investasi perusahaan Tiongkok di Bali sendiri terus meningkat. Selain proyek lift ini, ChangYe Construction Group dari China berencana menanamkan modal 3 miliar dolar AS untuk membangun bandara kedua di Bali bersama perusahaan lokal PT BIBU Panji Sakti.

Sumber: BBC

Komentar