Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengungkapkan pandangan lama Ketua Umum PDIP sekaligus Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri, yang sejak awal sempat meragukan urgensi pembangunan Kereta Cepat Jakarta–Bandung atau Whoosh.
Menurut Hasto, Megawati menilai proyek tersebut tidak secara langsung menyentuh kebutuhan utama rakyat. Ia lebih menekankan pentingnya investasi di sektor yang berdampak luas seperti pendidikan, irigasi, serta ketersediaan pupuk bagi petani.
“Saya menjadi saksi bagaimana Ibu Mega berulang kali mempertanyakan: apakah rakyat memang membutuhkan kereta cepat itu?” ujar Hasto usai berziarah ke makam Bung Karno di Blitar, Jawa Timur, dikutip dari Detik.com, Minggu (2/11/2025).
Hasto menegaskan, Megawati sejak dulu menilai kebutuhan rakyat seperti pembangunan bendungan, riset pendidikan, dan ketahanan pangan jauh lebih mendesak ketimbang proyek berbiaya tinggi seperti Whoosh. Ia juga menyinggung perubahan kebijakan dalam proyek tersebut, yang awalnya tanpa jaminan negara namun kemudian berubah menjadi dijamin oleh negara.
Lebih jauh, Hasto mengungkapkan Megawati sebenarnya pernah mengusulkan agar pemerintah fokus pada pembangunan jalur ganda (double track) kereta api dibanding proyek kereta cepat. Menurutnya, pilihan itu akan memberi manfaat lebih besar bagi masyarakat luas, terutama di wilayah yang masih minim transportasi publik seperti Sumatera.
“Proses penguasaan teknologi akan lebih bermakna bila dikerjakan anak bangsa sendiri. Ibu Mega bahkan sempat mengusulkan double track karena dampaknya jauh lebih luas,” jelas Hasto.
Hasto menambahkan, PDIP sudah tiga kali menyampaikan masukan kepada pemerintah terkait paradigma transportasi publik, termasuk soal proyek kereta cepat ini. Ia menilai aspek geologis kawasan Bandung dan kondisi ekonomi rakyat harus menjadi pertimbangan dalam setiap pembangunan infrastruktur.
“Presiden Jokowi tentu punya keputusan sendiri, tapi sebagai partai kami telah menyampaikan pandangan dan masukan secara resmi,” ujarnya.







Komentar