
Menang Banyak
Saya sangat bisa memahami ketika pihak China bicara tentang betapa pentingnya kereta cepat Jakarta-Bandung. Lantas memuji-muji, menyanjung-nyanjung, demi masa depan, bla bla. Bahwa proyek ini bukan cuma soal untung rugi. Karena, China sudah menang banyak di proyek ini.
Apa menangnya?
- Keuntungan dari proses konstruksi
Wah, wah, besi, rel, material, termasuk kereta-nya, darimana? China. Mereka untung jualan barang-barang ini. Elu kira mereka jual rugi gitu? Nggaaak. Perusahaan-perusahaan disana pesta pora dapat orderan. Tambahkan tenaga kerja, ahli-ahli, teknologi, mereka lagi-lagi untung dari sini. Lebih-lebih, biaya ternyata membengkak. Haiyaaa! Lebih banyak lagi dapat duitnya dong. Dikira 86 triliun, eh lompat 112 triliun. Asyik banget untungnya. - Keuntungan dari ngasih pinjaman
Wah, wah, dia kasih pinjaman ke Indonesia, bunga 2%, bandingkan dengan Jepang yang janji ngasih 0,1%. Dan asyiknya lagi, membengkak biayanya, bunga pinjaman barunya naik dong, 3% lebih. Pinjaman dana besar antar negara dgn bunga segitu crazy. Haiyaaaa, ini utang “dijamin” negara toh? Nggak ada rumusnya bakal pailit. NKRI siap menalangi, bila perlu menjual pulau. Dan argo terus jalan. Bunga berbunga.
Jadi, dari ratusan triliun lebih biaya bangun kereta cepat ini, coba cek deh, China sdh untung berapa. Masuk kantong! Makanya, mereka happy sekali, menyanjung-nyanjung, dan pengen betul proyek dilanjutkan sampai Surabaya! “Ayo loh, kalau nggak lanjut, nanti tambah rugi loh. Ayo loh, lanjut deh, kan demi transportasi publik. Ayo loh.”
Sungguh, kasihan melihat suatu bangsa, yang punya pejabat sekaliber JONAN! Yang paham betul soal kereta, dan dia punya solusi dan saran-saran terbaiknya dulu, tapi karena ambisi seseorang, jadilah begini deh.
Setiap tahun, kereta cepat itu wajib bayar bunga 2,4 triliun. Dengan penghasilan yang tekor kemana-mana.
Yes! China akan tersenyum lebar, mari lanjutkan ke Surabaya, yukkk. Biayanya nanti lebih murah deh, suer! Hutang kami restrukturisasi 60 tahun, tapi konsesi kasih 200 tahun, bla bla bla. Sueeer! Nanti rame deh.
Dan semua jadi serbasalah. Gara-gara seseorang. Yang kalau ditanya soal ini sekarang: cuma cengengesan.
(by Tere Liye)








Komentar