

Tangkapan layar di atas adalah screenshot dari salah satu scene film dokumenter DIRTY VOTE 03 yang baru dirilis kemarin.
Deretan oligarki pendukung rezim. Yang tidak masuk daftar berpotensi diganggu aparat penegak hukum hingga ormas. Keriuhan yang terjadi beberapa hari lalu bisa jadi contoh nyata.
- PATRIOT BOND adalah surat utang yang diterbitkan oleh Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) untuk membiayai proyek-proyek strategis nasional Indonesia, seperti energi terbarukan dan pengelolaan sampah. Selain untuk tujuan keuangan, instrumen ini juga menekankan nilai patriotisme, di mana para investor (umumnya konglomerat) diharapkan berpartisipasi sebagai bentuk tanggung jawab dan kontribusi untuk pembangunan bangsa.
- Nama “Patriot” dipilih untuk membangkitkan rasa nasionalisme dan tanggung jawab sosial para pelaku usaha besar untuk berkontribusi pada pembangunan nasional.
- Imbal Hasil Lebih Rendah: Tingkat kupon yang ditawarkan (misalnya 2%) lebih rendah dari suku bunga acuan Bank Indonesia (5,8%) dan obligasi pemerintah sejenis (6,1%), yang menekankan aspek patriotisme di atas keuntungan finansial semata.
Pengamat ekonomi Agustinus Edy Kristianto pernah mengulik soal “PATRIOT BOND”.
Istilah “Patriot Bond” yang diterbitkan Danantara rasanya berlebihan dan berpotensi menyesatkan publik. Bagi saya, lebih tepat disebut “Prabowo Bond”, sebagai simbol bahwa pembelinya (para konglomerat) mengikat diri dalam proyek politik Prabowo—tidak semata kepahlawanan dan cinta tanah air.
Perhitungan sederhana saya menunjukkan, “Patriot Bond” menguntungkan konglomerat bukan karena kuponnya yang cuma 2%, tetapi karena akses dan fasilitas khusus kredit seperti haircut, special treatment dari Himbara, dan rantai pasok yang didukung oleh program strategis negara seperti MBG, rumah subsidi, Koperasi Merah Putih, ketahanan pangan, dan seterusnya.
BACA SELENGKAPNYA ~> https://portal-islam.id/prabowo-bond/







Komentar