Proyek WTE Dirujak Netizen! CIO Danantara Tegaskan “Tunggu 10 Tahun Lagi”

Chief Investment Officer (CIO) Danantara Pandu Sjahrir menyebut kinerja Danantara baru bisa dinilai dalam 10 tahun ke depan.

Pandu berpendapat lembaga dana kekayaan negara seperti Danantara tidak bisa dinilai secara tahunan. Menurutnya, kinerja lembaga seperti ini baru akan terlihat dalam hitungan dekade.

Sovereign fund itu dinilai bukan per tahun. Dinilainya per dekade, 10 tahun, 20 tahun, 30 tahun,” kata Pandu dalam acara 1 Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran: Optimism on 8% Economic Growth di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan, Kamis (16/10/2025).

“Ini beda dengan private sector. Kami di Danantara fokusnya adalah bagaimana in decades (dalam 10 tahun) kita bisa dinilai balik. Unsur kehati-hatian itu segala-galanya,” tegasnya.

Salah satu proyek besar yang kini dijalankan Danantara adalah Waste to Energy (WTE) — program pengolahan sampah menjadi energi listrik ramah lingkungan.

Waste to energy adalah proyek pengelolaan limbah menjadi energi. Ini adalah upaya Danantara untuk menangani permasalahan sampah di tanah air.

Proyek yang dipimpin langsung oleh Pandu ini disebut-sebut sebagai yang terbesar di dunia, dan telah menarik lebih dari 120 mitra swasta untuk berpartisipasi.

Bahkan, sudah terbit Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 109 Tahun 2025 tentang Penanganan Sampah Perkotaan Melalui Pengolahan Sampah Menjadi Energi Terbarukan Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan. Beleid itu turut menjadi landasan proyek WTE.

Pandu menyebut, fokus utama Danantara bukan sekadar mencari keuntungan komersial, tetapi juga memberikan dampak ekonomi dan sosial seperti penciptaan lapangan kerja serta solusi terhadap krisis lingkungan.

Ia berharap publik bisa memahami bahwa hasil nyata dari Danantara baru akan terlihat dalam satu dekade mendatang, seiring upaya membangun fondasi ekonomi hijau Indonesia yang berkelanjutan.

Komentar