Turki Kirim 80 Tim Rescue dan Peralatan Berat ke Gaza, Tapi Diblokir Israel

Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan telah memerintahkan pengerahan puluhan pakar tanggap bencana ke Jalur Gaza sebagai bagian dari operasi kemanusiaan baru, lapor media Turki pada Rabu (14/10/2025).

Menurut laporan tersebut, 81 spesialis dari Otoritas Manajemen Bencana dan Darurat Turki (AFAD), termasuk teknisi pencarian dan penyelamatan (SAR) dan operator alat berat, mulai meninggalkan provinsi-provinsi di seluruh Turki pada malam hari. Tim-tim tersebut berkumpul di Ankara sebelum menuju perbatasan selatan negara itu, dari sana mereka akan melanjutkan perjalanan ke Gaza.

Para pejabat mengatakan tahap pertama misi ini akan berfokus pada pencarian orang-orang yang masih hilang di bawah reruntuhan, penyelamatan korban luka, dan membantu mengoordinasikan distribusi bantuan kemanusiaan di dalam wilayah tersebut. Sebuah unit teknis terpisah yang dilengkapi dengan alat berat juga telah dimobilisasi untuk membersihkan puing-puing dan membuka jalan akses bagi konvoi bantuan.

Sumber-sumber yang dekat dengan operasi tersebut mengatakan kepada media lokal bahwa belum ada koordinasi yang terjalin dengan Israel, yang otoritasnya telah berulang kali menolak keterlibatan langsung Turki di Gaza karena hubungan Ankara dengan pimpinan Hamas. Namun, para pejabat Turki menekankan bahwa pengerahan pasukan tersebut “sepenuhnya bersifat kemanusiaan”, hanya terdiri dari personel sipil yang mandatnya adalah menyelamatkan nyawa dan memberikan bantuan.

Langkah ini menggarisbawahi meningkatnya peran Turki dalam upaya bantuan pasca-gencatan senjata dan seruan berkelanjutan Erdogan untuk aksi internasional yang lebih besar guna membangun kembali Gaza dan meminta pertanggungjawaban Israel atas kerugian warga sipil.

Israel Dilaporkan Memblokir

Media Israel melaporkan bahwa Israel telah memblokir delegasi Turki beranggotakan 80 orang, termasuk tim penyelamat dan peralatan berat, untuk memasuki Gaza.

Pejabat Israel mengklaim tidak ada kebutuhan untuk kru bantuan Turki, menegaskan Hamas dapat segera membebaskan tawanan tambahan (jenazah tawanan Israel yang terkubur di reruntuhan) tanpa bantuan eksternal.

Surat kabar berbahasa Ibrani, Maariv, melaporkan: “Tentara Israel mencegah masuknya peralatan apa pun yang akan memungkinkan dimulainya rekonstruksi penting di Jalur Gaza.”

Sementara itu, Brigade Al-Qassam menyatakan mereka telah menyerahkan semua jenazah yang dapat mereka akses, mencatat bahwa pengambilan jenazah yang tersisa “memerlukan upaya besar dan peralatan khusus.”

[Video Laporan media Israel]

Komentar