Media Pro-Amerikan Manipulasi Keadaan Sebenarnya di Venezuela

Beberapa media besar di Amerika Serikat disebut salah menggambarkan situasi Venezuela saat mencoba membantah pernyataan Donald Trump. Padahal, kondisi di negara itu jauh lebih rumit dari sekadar urusan politik atau sanksi.

Menjelaskan Venezuela memang tidak mudah. Krisis di sana sudah berlangsung lama, dan penyebabnya bukan cuma satu. Banyak orang luar negeri, termasuk media besar, sering memakai narasi yang terlalu sederhana — bahkan kadang terkesan menutupi kenyataan pahit di lapangan.

1. Soal Narkoba: Tak Sesederhana yang Dikira

Banyak laporan mengatakan Trump berbohong soal keterlibatan Venezuela dalam perdagangan narkoba. Memang benar, sebagian besar narkoba masuk ke AS lewat Meksiko. Tapi bukan berarti Venezuela bersih.

Di negara itu, sejumlah pejabat militer dan polisi terlibat langsung dalam penyelundupan dan bisnis gelap. Jaringan inilah yang ikut menjaga kekuasaan Presiden Nicolás Maduro. Jadi, meski Trump melebih-lebihkan, tuduhannya tidak sepenuhnya salah.

2. Isu Kedaulatan: Siapa yang Sebenarnya Campur Tangan?

Beberapa kali pesawat militer AS dikabarkan melintas di wilayah udara Venezuela. Tapi di sisi lain, pelanggaran terhadap kedaulatan Venezuela justru sudah lama dilakukan dari dalam negeri sendiri.

Kelompok bersenjata dari Kolombia, seperti FARC, diberi tempat berlindung di wilayah perbatasan. Rusia, Iran, dan Kuba juga ikut berperan dalam urusan militer dan intelijen di Caracas. Jadi, kalau bicara campur tangan asing, rezim Maduro juga punya catatan panjang.

3. Sanksi Bukan Satu-Satunya Penyebab Ekonomi Hancur

Sering kali Maduro dan pendukungnya menyalahkan sanksi Amerika Serikat atas kehancuran ekonomi Venezuela. Padahal, ekonomi mereka sudah kolaps sejak 2013, jauh sebelum sanksi diberlakukan.

Inflasi gila-gilaan, korupsi besar-besaran, dan kebijakan ekonomi yang ngawur sudah menghancurkan negeri itu bahkan sebelum embargo dijatuhkan. Sanksi hanya memperburuk kondisi yang memang sudah parah.

4. Rebutan Minyak? Tak Sepenuhnya Benar

Memang, Venezuela punya cadangan minyak terbesar di dunia. Tapi sebagian besar cadangan itu sulit dieksploitasi tanpa teknologi tinggi dan biaya mahal.

Faktanya, perusahaan minyak AS seperti Chevron masih beroperasi di Venezuela berkat kesepakatan langsung dengan pemerintahan Maduro. Jadi, kalau Amerika mau “merebut minyak”, sebenarnya mereka tak perlu perang — Maduro sudah membuka pintu lewat kerja sama bisnis.

5. “Biar Venezuela Selesaikan Sendiri” Itu Gampang Diucapkan

Kalimat ini sering muncul di komentar media internasional. Tapi bagi rakyat Venezuela, ini seperti lelucon pahit.

Rakyat sudah mencoba segalanya: protes besar, referendum, hingga pemilu. Tapi semua dibungkam. Oposisi pernah menang besar di parlemen pada 2015, lalu dibatalkan lewat pembentukan parlemen tandingan oleh rezim.

Setiap kali rakyat turun ke jalan, mereka disambut gas air mata dan peluru karet. Jadi, menyuruh mereka “selesaikan sendiri” sama saja dengan menyuruh mereka melawan rezim bersenjata kosong.

6. Ancaman Perang: Lebih Banyak Drama daripada Nyata

Maduro sering menggembar-gemborkan kesiapan perang, tapi kenyataannya berbeda. Milisi yang ia klaim sebagai “pasukan rakyat” sebagian besar adalah warga sipil tua pendukung Chávez.

Militer Venezuela sendiri tidak dikenal tangguh. Banyak analis percaya, kalau benar terjadi perang, sebagian besar tentara justru akan memilih menyerah sebelum baku tembak dimulai.

7. Kekhawatiran Jadi Irak atau Afghanistan Dinilai Berlebihan

Sebagian orang takut, jika ada intervensi, Venezuela akan berakhir seperti Irak atau Afghanistan. Tapi kondisi di sana berbeda jauh.

Venezuela tidak punya konflik etnis atau agama yang mendalam. Masalah utamanya adalah korupsi, kemiskinan, dan pemerintahan yang menindas. Negara itu pernah punya demokrasi cukup stabil selama puluhan tahun.

Jadi, membandingkannya dengan Timur Tengah hanya menunjukkan ketidaktahuan banyak orang luar tentang sejarah Venezuela.

Semua persoalan tidak sesederhana itu

Menurut media lokal Caracas Chronicles, banyak media asing terlalu cepat menilai dan akhirnya keliru membaca keadaan. Dalam upaya melawan narasi Trump, mereka justru ikut melunakkan wajah rezim Maduro.

Krisis Venezuela bukan sekadar soal politik atau sanksi, tapi soal kekuasaan yang ditopang oleh jaringan korupsi dan militer bayangan. Dan selama dunia melihatnya dengan kacamata yang salah, rakyat Venezuela akan terus terjebak dalam lingkaran penderitaan yang sama.

Komentar