“Bulan Sabit Sunni”
Oleh: Yasir Za’tareh (Analis Politik Palestina )
Sebuah laporan media israel Maariv kemarin berjudul: “Bulan Sabit Sunni Menggempur Tambang Emas Timur Tengah. Dan Ini Berita Buruk bagi Israel.”
Laporan tersebut membahas analisis yang dilakukan oleh Jacob Lapin dari Institut Alma, yang terkait dengan lembaga keamanan Zionis.
Laporan tersebut menyinggung visi ambisius untuk “Suriah baru” yang dipresentasikan oleh presiden Suriah dalam pidatonya di Perserikatan Bangsa-Bangsa. Laporan itu juga berbicara tentang “persaingan antara kekuatan regional dan internasional untuk mendapatkan pengaruh melalui komitmen miliaran dolar untuk berinvestasi dalam infrastruktur, energi, dan keuangan—alat strategis yang dirancang untuk mendapatkan momentum politik dan ekonomi di Suriah.”
Lapin mengatakan: “Pemerintah Suriah yang baru kini fokus pada rekonstruksi ekonomi dan menarik modal dari negara-negara Teluk dan Barat. Namun, di bawah permukaan, ideologi jihadis yang aktif tetap ada. Poros Syiah Iran telah melemah, tetapi sebagai gantinya, ‘Bulan Sabit Sunni’ yang berkembang, dipimpin oleh Turki dan Qatar, sedang muncul, yang secara alami tidak selaras dengan Israel atau Barat.” (Akhir kutipan).
Saya tahu banyak komentar akan terburu-buru untuk mengkritik pihak Suriah maupun Turki, tetapi ini datang dari mereka yang tidak menyadari sifat dari “entitas (israel)” ini dan kecemasannya, yang melampaui masa kini hingga masa depan. Tidakkah Anda melihat bagaimana mereka (israel) keberatan dengan persenjataan bahkan sekutu Arab dan Muslim terdekat mereka?
Dilema yang tidak dapat dipecahkan dari “entitas (israel)” ini terletak pada perasaannya yang hidup dalam rimba kebencian, tanpa solusi selain untuk menaklukkan semua komponennya dengan terus memicu konflik.
Karena menaklukkan bangsa dengan warisan perlawanan yang mendalam terhadap penjajah dari segala jenis adalah mustahil, konflik akan tetap berlanjut hingga akhir (berakhirnya entitas israel), yang mereka (israel) ketahui dengan baik, dan kitapun mengetahuinya dengan baik (sesuai hadits Nabi).







Komentar