Sheikh Dr. dr. Muhammad Khair Shaal, beliau yang isi pengajian, beliau seorang dokter gigi dan juga doktor hadits. Ceramahnya kalem adem tidak pernah membuat kelompok-kelompok umat Islam, arah kajian beliau selalu positif dan tazkiyatun nafs.
Target kajian beliau kebanyakan adalah anak-anak muda dan newlywed (baru menikah). Banyak anak muda yang kembali ke jalan yang lurus setelah mereka salah jalan. Banyak newlywed yang ditimpa badai yang selamat hingga kembali ke arah yang tenang.
Sering mahasiswa yang berobat gigi ke beliau tidak pernah diterima bayaran, bahkan dikasih uang jajan. Kalau beliau bikin khataman kitab hadis, kitabnya dibagi gratis dan yang duduk sampai khatam, lagi-lagi dapat jajan. Orangnya selalu tersenyum.
Dalam poto itu, ada salah satu hadirin yang duduk di barisan depan dan terlihat sangat khidmat mendengarkan kajian, orang itu adalah Mayjend. Ir. Murhaf Abu Qasra, Menteri Pertahanan Suriah yang baru. Seorang insinyur pertanian yang “dipaksa” oleh takdir untuk menjadi komandan perang.
Setelah 8 Desember 2024, melihat tentara dan pejabat-pejabat tinggi hadir majlis kajian atau majlis zikir sudah menjadi hal yang biasa. Sehingga pejabat benar-benar dirasakan dekat dengan rakyat dan benar-benar pegawai negeri dan abdi rakyat.
Jumat lalu malah sebelum subuh Menteri Keuangan sudah hadir di masjid Al Iman untuk mengikuti majlis zikir “Jalsat Shafa” yang dipimpin Sheikh Naiem Araqsusi.
Rabu sebelumnya, malam, Presiden Ahmad Sharaa tiba-tiba parkir mobil depan Kedutaan Indonesia di Damascus yang kebetulan di seberangnya ada masjid. Polisi yang jaga Kedutaan yang tertidur lelap baru sadar ketika seorang paspampres menyapanya dengan Salamalaikum. Presiden masuk masjid dan jamaah tidak ada yang sadar, karena tidak ada pengawalan. Presiden duduk menunggu azan subuh bersama para jamaah yang sebagian besar “belong to museum”.
(Saief Alemdar)







Komentar