Purbaya: Tanggungjawab Saya Ke RI 1, yang Lain Gak Peduli

Dalam sebuah sesi bincang khusus di youtube Trijaya FM, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menjalani dialog tajam seputar kedudukan dan arah kebijakannya di kabinet. Di tengah pertanyaan moderator tentang apakah ada “arahan khusus” dari Presiden Prabowo Subianto ketika mereka bertemu, Purbaya merespons lugas: “gak ada arahan khusus” dan “pokoknya fokus ke depan.” Pernyataan itu menegaskan bahwa ia tidak diposisikan sebagai boneka politik, melainkan sebagai pengambil kebijakan independen yang bertanggung jawab langsung pada kepemimpinan tertinggi negara.

Ketika moderator kemudian menyinggung potensi konflik, “gak takut Pak, banyak pihak yang gak suka? kuat ya backing-nya langsung pak presiden,” Purbaya menjawab dengan tegas: “Tanggung jawab saya cuma ke RI-1, yang lain saya nggak peduli.” Ucapan tersebut menjadi pernyataan paling kuat dari seorang pejabat keuangan yang memilih loyalitas tunggal pada kepala negara.

Pernyataan Purbaya itu menegaskan sikapnya yang kerap dinilai menabrak garis elit politik. Bahkan ketika sosok sekelas Luhut Binsar Pandjaitan — yang selama ini dikenal sebagai figur berpengaruh di pemerintahan — memberikan pandangan berbeda, Purbaya tetap tak gentar mempertahankan pendiriannya. Jika selama era pemerintahan Jokowi setiap pernyataan Luhut sering dianggap sebagai “kata final,” maka kini muncul figur yang berani bersuara berbeda.

Sikap tegas Purbaya ini menjadi angin segar sekaligus kontroversi di tengah krisis kepercayaan publik terhadap penguasa. Saat banyak pejabat memilih aman dengan mengikuti arus kekuasaan, Purbaya tampil sebagai sosok yang berani melawan arus. Ia menilai bahwa jika politik elite terlalu dominan, maka kebijakan ekonomi negara bisa kehilangan arah dan menjauh dari kebutuhan rakyat.

Meski begitu, Purbaya memastikan setiap langkah dan kebijakan yang diambilnya selalu dikomunikasikan dengan Presiden Prabowo. Ia menegaskan, Presiden memahami perlunya perubahan paradigma pertumbuhan ekonomi agar kepercayaan publik kembali pulih. Dengan sikap ini, Purbaya tampak berupaya menjaga keseimbangan antara keberanian politik dan loyalitas konstitusional.

Ke depan, waktu akan menguji apakah Purbaya mampu menjembatani kepentingan elite politik sekaligus menjawab tekanan publik — atau tetap berdiri sebagai sosok independen yang hanya tunduk pada otoritas tertinggi negara.

Komentar