✍️Meilanie Buitenzorgy
SEKOLAH DI LN: SOLUSI ANAK PEJABAT NARKOBOY
Yang tidak dipahami oleh orang-orang yang tidak pernah sekolah di LN adalah: ada BANYAK kampus abal-abal di LN.
Prof. Dr. Surya Mahdi, dosen University of Bristol (Inggris) memaparkan panjang lebar dalam diskusi publik di thread Kang Ruly Achdiat Santabrata.** Bahwasanya, banyak kampus papan bawah di Inggris yang melakukan praktek-praktek lancung “jualan” gelar. Bayangkan, ada anak teman Prof Mahdi, orang Indonesia, dimana si anak ini tidak punya ijazah SMP, bisa diterima masuk kuliah program Pra-Uni di salah satu Universitas papan bawah di Inggris!
Apakah karena anak itu jenius? Sama sekali tidak. Simply karena 1) kampus2 lancung itu perlu mengeruk duit ortu-ortu kaya yang haus status punya anak jenius; 2) kampus2 lancung kalah bersaing rebutan pendaftar mahasiswa dengan kampus2 top.
Dan gilanya, kampus2 abal-abal ini jualan dengan slogan “degree granting” = universitas PASTI lulus.
Makanya jangan heran kalau kemudian ada konsultan pendidikan LN yang ngomong di Tiktok mengenai skema-skema pendidikan yang aneh, misal cuma punya ijazah O-Level (setara kelas 10 SMA di Indonesia) bisa langsung diterima di Universitas, dan itu VALID dalam dunia pendidikan internasional.
Ya yang dia maksud itu VALID di kampus-kampus abal-abal.
Apakah kampus-kampus top Inggris seperti Oxford dan Cambridge mempraktekkan skema seperti itu? Ya TIDAK.
Nggak usah jauh-jauh ke Oxford dan Cambridge. Apakah kampus top Singapore seperti NUS atau NTU bisa terima mahasiswa yang cuma punya ijazah O-level? Tidak. NUS dan NTU cuma terima mahasiswa yang punya ijazah A-level (setara kelas 12 SMA di Indonesia).
Jadi, untuk kampus-kampus standar mau itu di Inggris, Singapore, Indonesia, Australia, sampai US, sebenarnya sistem pendidikannya MIRIP. Kamu nggak bisa kuliah di Universitas-universitas standar kalau belum LULUS kelas 12 SMA (sistem Indonesia) atau GCE A-Level (sistem British) atau IB Diploma (sistem internasional).
Jadi mulai sekarang jangan kagum kalau ada anak tetangga-mu belum tamat SMA udah diterima kuliah di LN. Anak itu mesti kuliah di kampus abal-abal, degree granting Uni alias universitas PASTI LULUS.
Bahkan untuk masuk ke program Pra-Uni/Pathway/Foundation di kampus2 abal-abal itu, kamu tuh nggak ditanya ijazah apa pun. Siapa pun kamu PASTI diterima asal BAYAR.
Nah, sekarang bayangkan begini. Seperti yang sudah saya jelaskan di status sebelumya, dalam sistem pendidikan British yang dianut Singapore, setiap siswa PASTI dapat ijazah SMP (O-level atau N-level) walaupun nilai-nilainya jeblok. Ini berbeda dengan sistem pendidikan menengah Indonesia yang mempersyaratkan lulus semua mata pelajaran untuk bisa dapat ijazah SMP.
Maka pejabat Indonesia yang punya anak pecandu narkoba misalnya, tinggal kirim anak itu “sekolah” di Singapura sambil rehab. Gak perlu susah-susah mesti lulus ujian SMP kayak di Indonesia, di Singapura dengan sistem British kamu otomatis dapat ijazah SMP walaupun nilaimu jeblok. Lalu dengan ijazah SMP bernilai jeblok itu kamu bisa masuk KULIAH di kampus abal-abal. Terus, gak perlu capek-capek begadang belajar untuk ujian tiap matkul tiap semester karena kampusmu adalah UNIVERSITAS PASTI LULUS. Tingal main playstation sambil nyabu juga BISA dapat ijazah Bachelor of Science in Marketing.
Makanya itu, cerita Prof Surya Mahdi, perusahaan-perusahaan di Inggris nggak asal terima calon pekerja hanya dengan bekal ijazah S1 aja. Ijazah SMA (A-level) dan SMP (O-level) juga diminta, untuk memastikan bahwa ijazah S1-nya bukan keluaran kampus abal-abal.
Maka berbanggalah kalian yang “cuma” S1 lulusan universitas standar di Indonesia. Minimal kalian sudah terbukti lulus ujian semua mata kuliah. Si Nganu yang lulusan S1 MDIS belum tentu sehebat kamu.
Berbanggalah kalian yang “cuma” tamatan SMA standar di Indonesia. Minimal kalian sudah terbukti lulus semua matpel di SMA. Si Nganu belum tentu punya ijazah SMA.
Bahkan, berbanggalah kalian yang “cuma” tamatan SMP standar di Indonesia. Si Nganu belum tentu punya O-level keluaran Singapura yang nilainya lulus semua.
Sampai sini, siapa pun kamu, harusnya MARAH kalau ada orang yang sekolah di LN tapi riwayat pendidikannya inkonsisten dan ajaib, bisa jadi orang nomer 2 di Negeri ini.
Dan kamu juga pasti kaget kalau saya kasitau: MDIS Singapore itu BUKAN universitas.
Kapan-kapan kalau lagi mood saya sambung lagi nulis soal MDIS Singapore. Ini lembaga “pendidikan” yang orang Singapore sendiri OGAH sekolah di situ. Silakan dicerna dulu aja bacaan di atas.
Btw, kalau di Inggris, lulusan Universitas Abal-abal itu paling mentok cuma bisa kerja jadi pelayan di McD. Kalau di Konoha bisa jadi Wapr… upsss……
*sumber: fb







Komentar