Pro Israel, Starbucks Indonesia Makin Bangkrut: Rugi Melonjak 37%, Tutup 11 Gerai

Dampak boikot terhadap Starbucks akibat narasi dukungan kepada Israel semakin nyata di Indonesia. PT MAP Boga Adiperkasa Tbk (MAPB), sang pengelola gerai Starbucks di Tanah Air, tercatat menderita kerugian bersih yang membengkak menjadi Rp108,69 miliar pada sembilan bulan pertama tahun 2025.

Angka tersebut melonjak tajam 37,36% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp79,13 miliar. Kerugian ini berjalan beriringan dengan penurunan penjualan perusahaan sebesar 2,84% secara year-on-year (yoy), dari sebelumnya Rp2,42 triliun menjadi Rp2,35 triliun.

Dalam laporannya, perseroan secara terbuka mengakui bahwa mereka menghadapi tantangan besar. Tantangan ini, seperti dikutip dari akun Instagram CNBC Indonesia, bukan berasal dari masalah operasional, melainkan akibat “adanya narasi negatif terkait boikot” yang menyasar Starbucks secara global.

Dampak finansial yang parah ini memaksa perusahaan mengambil langkah strategis yang drastis. Dilaporkan bahwa MAPB telah menutup 11 gerai Starbucks dan secara signifikan mengerem laju ekspansi. Rencana pembukaan gerai baru dipangkas, dari yang sebelumnya mungkin lebih agresif, menjadi hanya 10-15 gerai per tahun saja.

Kondisi ini mempertanyakan daya tawar merek global sebesar Starbucks di pasar Indonesia di tengah kuatnya gelombang solidaritas masyarakat terhadap isu kemanusiaan. Gelombang boikot yang awalnya dianggap sebelah mata, terbukti mampu menggerus kinerja bahkan hingga ke laporan keuangan emiten ternama.

Komentar