Sebuah video yang diunggah jaringan populer instagram memperlihatkan momen menegangkan ketika puluhan Warga Negara Indonesia (WNI) berhasil melarikan diri dari gedung yang diduga menjadi markas jaringan online scam di Kamboja. Video itu viral setelah memperlihatkan para korban berjalan bersama di tengah area proyek bangunan, sebagian masih terlihat panik namun berusaha tenang sambil menyanyikan lagu Indonesia Pusaka.
Menurut keterangan dalam video yang diunggah kembali oleh rmol.id, para pekerja ini disebut sebagai korban human trafficking atau perdagangan orang yang disekap dan dipaksa bekerja oleh perusahaan penipuan daring. Dalam proses pelarian tersebut, terdengar suara tembakan yang diduga berasal dari pihak penjaga gedung yang berusaha menggagalkan upaya kabur mereka. Pengunggah video menyebut ada dua WNI yang tewas dalam peristiwa tersebut.
Gedung tempat para korban disekap disebut sebagai kompleks “Scam Cherry Thom”, yang berlokasi di wilayah Preah Sihanouk, Kamboja — salah satu area yang dikenal memiliki banyak aktivitas perusahaan scam online yang mempekerjakan tenaga asing secara ilegal.
Menanggapi viralnya video tersebut, Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (PWNI) Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha, memberikan klarifikasi. Ia membenarkan bahwa insiden di wilayah Preah Sihanouk memang terjadi pada Sabtu, 4 Oktober 2025. Namun berdasarkan hasil penyelidikan Kemenlu dan KBRI Phnom Penh, Judha memastikan bahwa tidak ada pekerja migran asal Indonesia yang terlibat dalam bentrokan tersebut.
“Mayoritas warga asing yang terlibat berasal dari Asia Selatan,” ujar Judha.
Meski begitu, peristiwa ini kembali menyoroti maraknya jaringan perdagangan manusia yang berkedok perusahaan digital di Kamboja. Kasus serupa sebelumnya juga pernah menimpa sejumlah WNI yang dijanjikan pekerjaan bergaji tinggi, tetapi justru disekap dan dipaksa melakukan penipuan daring.
Video viral ini menjadi pengingat keras bagi masyarakat Indonesia agar lebih berhati-hati terhadap tawaran kerja di luar negeri, terutama di negara-negara Asia Tenggara yang belakangan menjadi sarang operasi online scam.







Komentar