PBB Tau Ada Niat Genosida di Gaza, Kok Diam?

Kota Gaza – Ribuan warga Palestina terpaksa meninggalkan Kota Gaza setelah Israel melancarkan serangan paling keras dalam dua tahun terakhir. Serangan udara dan darat pada Selasa (16/9) menewaskan sedikitnya 91 orang dan menghancurkan belasan bangunan, termasuk Masjid Aybaki di kawasan Tuffah.

Pemandangan memilukan terlihat di jalan utama al-Rashid, ketika mobil, gerobak keledai, dan warga berjalan kaki membawa barang-barang seadanya meninggalkan kota yang dipenuhi asap hitam akibat serangan. Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, bahkan menyebut “Gaza sedang terbakar.”

Banyak warga yang sebelumnya bertekad bertahan akhirnya memilih mengungsi ke selatan, meski tidak ada jaminan tempat aman. Kamp pengungsian al-Mawasi yang sudah penuh pun kembali menjadi sasaran serangan, membuat sebagian pengungsi memilih kembali ke Kota Gaza.

Data yang beredar berbeda-beda. Militer Israel menyebut sekitar 350 ribu orang telah meninggalkan kota, sementara Pemerintah Gaza mengatakan sebagian hanya berpindah ke wilayah lain di dalam Kota Gaza. Di saat bersamaan, Israel terus mengirim tank dan kendaraan tempur ke dalam kota dan mengaku operasi ini bisa berlangsung berbulan-bulan.

Komisi Penyelidikan PBB menyimpulkan bahwa perang Israel di Gaza memenuhi unsur genosida, dengan bukti adanya niat khusus untuk menghancurkan rakyat Palestina. Hingga kini, lebih dari 64 ribu orang tewas sejak perang dimulai.

Kecaman internasional pun semakin keras. Sekjen PBB Antonio Guterres menyebut serangan Israel sebagai “tragedi yang tidak bisa ditoleransi.” Prancis meminta Israel menghentikan serangan yang dianggap tidak lagi punya logika militer, sementara Presiden Irlandia Michael D Higgins menegaskan dunia harus menghentikan perdagangan dan hubungan dengan pihak yang mendukung genosida.

Krisis kemanusiaan di Gaza semakin parah, sementara harapan akan gencatan senjata belum juga terlihat.

Komentar