
TANGGAPAN
✍🏻Bambang Sabarianto
Mari kita “jlentrehkan” satu-persatu asumsi dan logika MBG defender yang satu ini. Seorang guru laki-laki.
Link tulisannya: https://www.facebook.com/share/p/1CkZ3xE1nR
~ Terputusnya Kesinambungan Gizi
Kesinambungan gizi hanya akan terputus dalam kondisi ekstrim dimana seseorang mengalami kelaparan akut akibat tidak ada asupan makanan sama sekali selama berhari-hari. Anak-anak sekolah masih akan tetap makan di rumah masing-masing selama liburan. Jadi mustahil kesinambungan gizinya akan terputus.
~ Resiko Lapar Yang Tersembunyi
Eh parutan kelapa, kau pikir dengan tidak makan MBG selama dua minggu, maka anak-anak sekolah akan kembali makan nasi dan mie saja gitu? Kau pikir orang-orang tua siswa itu begitu nggak mampunya untuk memberi makan yang layak dan enak untuk anak-anaknya? Kau pikir anak-anak hanya makan bergizi saat ada MBG saja? Asal kau tahu, bagi banyak orang tua, menu di rumah mereka itu jauh lebih layak dan bergizi daripada menu MBG!!
~ Peningkatan Pengeluaran Harian
Emang jadi masalah buat lo? Bukan donatur nggak usah ikut ngatur.
~ Kembalinya Kebiasaan Jajan Sembarangan
Berarti kamu nggak tahu apa isinya paket makanan untuk pengganti MBG selama libur sekolah: Kacang koro, tahu bulat, telur puyuh rebus, kacang kapri, biskuit dan aneka cemilan lain yang sama persis dengan jajanan yang dibeli anak-anak saat istirahat sekolah. Noh fotonya ada banyak di semua platform media sosial.

~ Rantai Pasok Lokal Terhenti
Sekali lagi kamu nggak tahu apa-apa. Kamu pikir dapur-dapur mitra MBG itu membeli bahan-bahan dari UMKM? Beli di mbok-mbok bakul di pasar? Beli di warung-warung pracangan? Matamu picek! Mereka itu langsung beli partai besar di agen-agen besar juga. Para pemilik modal besar di bisnis telur, daging ayam.
Sayur mayur juga ada pemasok besarnya. Kau pikir beli eceran di pasar?
Lagipula, emangnya kalau nggak ada MBG lalu usaha mereka akan mati gitu?
Mereka akan tetap jualan, ada atau gak ada MBG.
Emang selama in mereka ngapain kalau nggak ada MBG? Ngelonte?
Padahal kamu itu guru, tapi kok bisa logika sederhana saja nggak masuk di kepalamu.
Tapi ya nggak tahu juga jika kamu buzzer resmi pemerintah.
(fb)







Komentar