Nama Haji Isam atau Samsudin Andi Arsyad kembali mencuri perhatian publik. Pengusaha asal Kalimantan Selatan yang dikenal sebagai pemilik Jhonlin Group ini ternyata menguasai kekayaan fantastis di pasar modal Indonesia. Dari tiga perusahaan terbuka yang terkait langsung dengan dirinya dan keluarga, nilai kepemilikan saham Haji Isam diperkirakan menembus Rp33 triliun.
Tiga perusahaan yang dimaksud adalah PT Jhonlin Agro Raya Tbk (JARR), PT Dana Brata Luhur Tbk (TEBE), dan PT Pradiksi Gunatama Tbk (PGUN). Berdasarkan data kapitalisasi pasar (market cap) per September 2025, ketiganya memiliki valuasi gabungan sekitar Rp41,53 triliun. Dari jumlah itu, sekitar 80 persen dikendalikan langsung oleh Haji Isam dan keluarga.
Di JARR, perusahaan sawit yang berdiri sejak 2014 di Tanah Bumbu, Haji Isam tercatat sebagai penerima manfaat akhir dari PT Eshan Agro Sentosa. Kepemilikannya mencapai 86,64 persen, setara Rp12,95 triliun. Sementara di TEBE, perusahaan yang bergerak di sektor infrastruktur pertambangan, kepemilikannya melalui PT Dua Samudera Perkasa tercatat 76,91 persen, atau senilai Rp1,78 triliun.
Adapun di PGUN, perusahaan kelapa sawit yang kini memiliki valuasi terbesar di antara ketiganya, Haji Isam menguasai 76,69 persen saham lewat dua perusahaan anak, yakni PT Araya Agro Lestari dan PT Citra Agro Raya. Nilai kepemilikan ini diperkirakan mencapai Rp18,61 triliun. Menariknya, nama putri Haji Isam, Liana Saputri, juga tercatat sebagai komisaris utama sekaligus pemegang saham di PGUN.
Jika ditotal, nilai kepemilikan Haji Isam di tiga emiten tersebut mencapai Rp33,34 triliun. Angka ini hanya mencerminkan harta dari aset yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, belum termasuk bisnis non-publik Jhonlin Group yang membentang dari tambang batubara, logistik, hingga properti.
Dengan demikian, bisa dipastikan bahwa kekayaan Haji Isam jauh melampaui Rp33 triliun. Angka itu hanyalah “puncak gunung es” dari total aset dan bisnis yang ia kelola. Fakta ini kian menegaskan posisi Haji Isam sebagai salah satu pengusaha paling berpengaruh dan tajir di Indonesia.







Komentar