Di Tengah Sidang PBB, Israel Terus Bantai Gaza 36 Tewas

Serangan Israel ke Jalur Gaza kembali memakan banyak korban. Dalam sehari terakhir, sedikitnya 36 warga Palestina tewas akibat gempuran udara dan darat. Ledakan terdengar nyaris tanpa henti sejak Senin malam (22/9), membuat warga ketakutan dan rumah-rumah warga hancur berantakan.

Gambar satelit memperlihatkan pasukan Israel terus memperketat kepungan di Kota Gaza. Tank-tank bahkan dilaporkan sudah masuk ke Distrik Nassr, hanya sekitar satu kilometer dari Rumah Sakit al-Shifa, fasilitas kesehatan terbesar di wilayah itu.

“Situasi semakin genting. Artileri dan drone digunakan untuk memaksa warga mengungsi ke selatan,” kata jurnalis Al Jazeera, Hind Khoudary.

Warga Sipil Jadi Korban

Serangan juga menyasar kawasan padat penduduk. Di Tal al-Hawa, satu orang tewas setelah rumahnya dibom. Di distrik Daraj, ledakan menghantam kerumunan warga yang sedang antre mengambil air bersih.

Fasilitas kesehatan pun tak luput. Salah satu pusat medis utama di Kota Gaza luluh lantak akibat tembakan artileri, melukai dua tenaga medis. Lembaga bantuan mengeluhkan akses yang ditutup, sehingga obat-obatan dan peralatan tidak bisa diselamatkan.

“Zona Aman” Pun Diserang

Israel sebelumnya menunjuk wilayah al-Mawasi di selatan Gaza sebagai “zona aman”. Namun kenyataannya, kawasan itu tetap dihantam serangan. Puluhan ribu pengungsi yang menumpuk di sana kini kekurangan makanan, air bersih, dan layanan kesehatan.

Di Kompleks Medis Nasser, Khan Younis, tiga warga Palestina ditembak mati tentara Israel di sekitar area yang disebut zona aman. Tiga anak lainnya meninggal akibat gizi buruk. Kementerian Kesehatan Gaza memperingatkan rumah sakit berada dalam kondisi sangat kritis karena kehabisan bahan bakar.

PBB menuding Israel sengaja menggunakan kelaparan sebagai senjata perang dengan menutup jalur pasokan makanan dan logistik.

Tuduhan Genosida

Kantor HAM PBB (OHCHR) menilai pola penghancuran yang dilakukan Israel sudah mengarah pada genosida. “Serangan ini menebar teror dan membuat Kota Gaza hancur,” demikian pernyataan OHCHR.

Sementara itu, Presiden AS Donald Trump dalam pidatonya di Majelis Umum PBB meminta agar perang segera dihentikan. Namun ia menolak langkah sejumlah negara yang mengakui Palestina sebagai negara, dengan alasan hal itu hanya akan “menguntungkan Hamas.”

Tepi Barat Ikut Memanas

Tidak hanya di Gaza, kekerasan juga meningkat di Tepi Barat. Seorang warga ditembak mati pemukim bersenjata di Desa al-Mughayyir, Ramallah. Israel juga menutup Jembatan Allenby, jalur vital yang menghubungkan Tepi Barat dengan Yordania.

PBB menegaskan, pola serangan, blokade, serta penghancuran fasilitas publik yang dilakukan Israel merupakan strategi sistematis untuk menguasai wilayah Palestina secara permanen.

Komentar