Tidak boleh kita tanya-tanya ke orang tentang perbuatan maksiat masa lalunya

✍️Ustadz Amru Hamdany

Tidak boleh kita tanya-tanya ke orang tentang perbuatan maksiat masa lalunya, karena pertama, itu termasuk tajassus yang dilarang, dan yang kedua, itu membuat ia mujaharah (menampakkan) dosa yang telah Allah tutupi, dan itu terlarang. Misalnya:

“Sudah nggak kamu minum khomr?”
“Apakah kamu pernah mencuri uang ibumu?”
“Did you watch blue film?”

Alangkah banyaknya pemuda sekarang yang isi tongkrongannya adalah saling tanya aib.

Imam Al-Mardawi dalam Mandzhūmah Al-Ādāb As-Syar’iyyah mengatakan,
ويحرُمُ تجسيسٌ على متستِّرٍ #
بفسقٍ وماضي الفسقِ إن لم يجددِّ

Imam Safarini yang mensyarah bait tersebut menulis,

ويحرم تجسيس على الفسق الماضي مثل أن يشرب الخمر في الزمن الذي مضى وتَبحث عنه أنتَ بعد مدة لأن ذلك إشاعة للمنكر…
[غذاء الألباب، ١\٢٠٢]

“Haram mencari-cari tau perbuatan fasiq seseorang di masa lalunya, misalnya seseorang telah minum khomer di masa lalu kemudian kamu mencari-cari tahu tentang itu, karena sesungguhnya itu adalah termasuk mengumbar kemungkaran..”

Orang yang sudah Allah tutupi dosanya jangan lagi kita bantu untuk membukanya.

Dan termasuk tajassus yang haram adalah kita buka-buka galeri hape teman kita atau melihat history pencarian google dan ytbnya, dengan niat pengen tau aib dan keburukan teman tersebut.

Semoga Allah selalu menutup aib orang-orang yang tidak mau tahu aib orang lain.

Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَا مَعْشَرَ مَنْ أَسْلَمَ بِلِسَانِهِ وَلَمْ يُفْضِ الإِيمَانُ إِلَى قَلْبِهِ، لَا تُؤْذُوا المُسْلِمِينَ وَلَا تُعَيِّرُوهُمْ وَلَا تَتَّبِعُوا عَوْرَاتِهِمْ، فَإِنَّهُ مَنْ تَتَبَّعَ عَوْرَةَ أَخِيهِ المُسْلِمِ تَتَبَّعَ اللَّهُ عَوْرَتَهُ، وَمَنْ تَتَبَّعَ اللَّهُ عَوْرَتَهُ يَفْضَحْهُ وَلَوْ فِي جَوْفِ رَحْلِهِ

“Wahai sekalian manusia, barangsiapa yang beriman dengan lisannya, sedangkan keimanan belum masuk ke dalam hatinya, janganlah kalian mengganggu kaum muslimin juga janganlah mencela mereka, serta janganlah kalian mencari-cari aurat mereka. Sesungguhnya, barangsiapa yang mencari-cari aurat saudaranya sesama muslim, Allah akan mencari-cari auratnya. Barangsiapa yang auratnya dicari-cari oleh Allah, niscaya Allah akan mempermalukannya, walaupun dia berada di tengah rumahnya.”

[Diriwayatkan oleh At-Tirmidzy dan selainnya dari Ibnu Umar radhiyallâhu ‘anhumâ. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albany dalam Shahîhul Jamî’]

Komentar