Saya tidak mengucapkan selamat perayaan Natal. Bukan apa-apa, karena saya patuh dengan fatwa Buya Hamka dulu. Sami’na wa ata’na.
Tapi saya sungguh selalu berusaha menghormati agama-agama di muka Bumi ini. Kan, tidak bilang, bukan berarti intoleran. Bertetangga dengan baik, saling tolong menolong dalam kebaikan, membiarkan siapapun beribadah, dll dsbgnya adalah contoh toleransi yang sebenarnya.
Bahkan di novel saya, banyak jagoan, karakter-karakter penting di serial AKSI beragama kristen. 🙂
Natal kali ini pun, saya tidak akan mengucapkannya.
Tapi, izinkan saya memposting foto ini. Dari IDN Times, foto dari Prayugo Utomo, diambil 20 Desember 2025 lalu. Foto di Desa Hutanobolon, Tukka, Tapanuli Tengah.
Sungguh, semua orang berhak merayakan hari besar agamanya dengan suka cita. Kegembiraan. Termasuk di Palestina sekalianpun, bertahun-tahun terakhir pemeluk agama Kristen di sana susah payah merayakan Natal. Pun di berbagai belahan planet Bumi lainnya, karena perang, dll.
Pun yang terbaru, bagi saudara-saudara Kristen yang hari ini tidak bisa melakukan perayaan seperti tahun-tahun lalu karena banjir besar di Sumatera.
Semoga dengan segala keterbatasan situasi, suka cita, semangat dan pesan-pesan kebaikan itu tidak berkurang sedikit pun di hati kalian.
Banjir besar ini bukan ujian dari Tuhan. Ini tuh ulah manusia. Dan sedih sekali menyaksikan yang jadi susah justeru orang-orang kecil. Pelaku utamanya, minggu-minggu ini asyik liburan ke Eropa, Amerika, tempat-tempat indah nan menawan hati.
Sayangi planet Bumi ini.
(Tere Liye)
*sumber: fb







Komentar