Rwanda Menutup 10.000 Gereja, Presiden Kagame Sebut ‘Peninggalan Kolonial’

Rwanda telah menutup lebih dari 10.000 gereja evangelis karena gagal mematuhi undang-undang tahun 2018 yang dirancang untuk mengatur tempat ibadah.

Undang-undang tersebut memperkenalkan aturan baru tentang kesehatan, keselamatan, dan pengungkapan keuangan serta mewajibkan semua pendeta untuk memiliki pelatihan teologis.

Presiden Paul Kagame telah vokal dalam kritiknya terhadap gereja-gereja evangelis yang telah tumbuh di seluruh negara kecil di wilayah Danau Besar Afrika ini.

“Jika itu terserah saya, saya bahkan tidak akan membuka kembali satu gereja pun,” kata Kagame dalam konferensi pers bulan lalu.

“Dalam semua tantangan pembangunan yang kita hadapi, perang, kelangsungan hidup negara kita, apa peran gereja-gereja ini? Apakah mereka juga menyediakan lapangan kerja? Banyak yang hanya mencuri; beberapa gereja hanyalah sarang bandit,” katanya.

Sebagian besar penduduk Rwanda beragama Kristen (sekitar 92%), menurut sensus tahun 2022, dengan banyak yang sekarang melakukan perjalanan jauh dan mahal untuk menemukan tempat beribadah.

Undang-undang tahun 2018 mewajibkan gereja-gereja untuk menyerahkan rencana aksi tahunan yang menyatakan bagaimana mereka selaras dengan “nilai-nilai nasional.”

Semua donasi harus disalurkan melalui rekening terdaftar.

‘Peninggalan periode kolonial’

Presiden Kagame menggambarkan gereja sebagai peninggalan periode kolonial, sebuah babak sejarah yang masih dihadapi negara ini.

“Kalian telah ditipu oleh penjajah, dan kalian membiarkan diri kalian ditipu,” katanya pada bulan November.

Paul Kagame adalah Presiden Rwanda yang dikenal sebagai pemimpin militer yang mengakhiri genosida Rwanda tahun 1994 dan mengubah negaranya menjadi kekuatan ekonomi dengan pertumbuhan pesat, namun juga dikritik sebagai pemimpin otoriter yang menekan oposisi politik, meskipun ia memprioritaskan pembangunan nasional, kesehatan, dan pendidikan. Ia memimpin Front Patriotik Rwanda (RPF) untuk menghentikan genosida Tutsi, menjabat Wakil Presiden sebelum menjadi Presiden pada tahun 2000, dan dianggap sebagai sosok visioner namun kontroversial.

(Sumber: TRT World)

Komentar