Jake Matthews adalah petarung UFC asal Australia yang dikenal dengan julukan “The Celtic Kid”, telah menjadi salah satu wajah paling konsisten di divisi Welterweight UFC.

Lahir pada 19 Agustus 1994, Matthews bukan sekadar petarung dengan pukulan keras, tetapi juga seorang atlet dengan latar belakang yang unik—mulai dari mantan tentara cadangan hingga seorang pemegang sabuk hitam Brazilian Jiu-Jitsu.
Jake Matthews secara terbuka menyatakan dirinya masuk Islam pada tahun 2023.
Ia mengatakan kepada Code Sports bahwa hal itu terasa seperti “perkembangan alami” baginya setelah menjalani ajaran etika dan moral Islam selama beberapa tahun.
Detail perpindahan agamanya:
- Pengumuman: Matthews mengumumkan perpindahan agamanya di platform media sosial dan menyebutkan kunjungannya ke sebuah masjid.
- Perjalanan: Ia menjelaskan bahwa ia telah menempuh perjalanan untuk mempelajari Islam selama lebih dari satu setengah tahun sebelum masuk Islam.
- Pengaruh: Matthews menyatakan bahwa gaya hidupnya telah mencerminkan nilai-nilai Islam karena memiliki banyak teman Muslim.
- Manfaat: Ia mengatakan perubahan tersebut memberinya “semangat baru” dalam karier bertarungnya, dengan menyatakan, “Ketika Anda berlatih dan merasa lelah, Anda tidak akan pernah menyerah”.
- Sistem Pendukung: Matthews menyebutkan bahwa ia menerima dukungan kuat dari komunitas Muslim dan tokoh olahraga terkemuka seperti Sonny Bill Williams (pemain rugbi ternama Australia yang menjadi mualaf pada tahun 2009). Ia juga telah menghubungi tim Khabib Nurmagomedov untuk membahas potensi latihan.
Penuturan langsung Jake Matthews (video dibawah):
“Kita mencapai titik tertentu dalam kehidupan ini di mana semuanya tidak cukup. Hal-hal di sekitar kita tidak cukup untuk memotivasi kita dan menjaga kita di jalan yang benar dan menjaga kita tetap disiplin. Perlu ada hal lain.
Dan bagi saya, itu adalah pedoman tentang etika dan moralitas dan tentu saja meyakini bahwa ada hal lain di luar sana. Dan kisah tentang bagaimana saya menjadi Muslim, mungkin mengejutkan bagi sebagian orang, tetapi bagi yang lain tidak. Semuanya bermuara pada sebuah podcast.
Saya mendengarkan sejarah Kekristenan. Saya mendengarkannya dan saya sudah tahu sebagian dari sejarah Kekristenan, tetapi saya tidak pernah dibaptis ketika saya lahir, tidak pernah benar-benar didorong ke agama tertentu. Kemudian di waktu berikutnya, berbulan-bulan kemudian, saya sudah melupakannya lagi.
Dan saya seperti, saya butuh podcast lain. Jadi saya seperti, saya akan mendengarkan sejarah Islam, agama yang berbeda, benar-benar terpisah, sesuatu yang baru. Saya mengamalkannya (walau belum masuk Islam) dan saya merasa, ini tidak terpisah.
Jadi saya sudah tahu sedikit tentang Kekristenan. Jadi saya mulai benar-benar mempelajari Islam dan sejarahnya atau sejarah para nabi. Dan kemudian menemukan bahwa itu (Islam) bukan hanya agama (ritual), tetapi juga pedoman tentang cara hidup yang etis dan bermoral.
Dan itu langsung cocok dengan saya karena itu adalah hal-hal yang saya rasa saya butuhkan untuk membawa saya ke tingkat berikutnya.”
[VIDEO]







Komentar