Mark Constantine, salah satu CEO dan pendiri Lush Cosmetics, menyatakan bahwa orang-orang yang tidak setuju dengan pendiriannya mengenai isu-isu penting, termasuk situasi di Gaza, sebaiknya tidak mengunjungi tokonya.
Dalam sebuah wawancara baru-baru ini di podcast “Big Boss Interview” BBC, Constantine mengatakan bahwa keuntungan dari Lush digunakan untuk mendukung tujuan yang ia yakini, termasuk tindakan yang diambil sebagai respons terhadap kondisi kemanusiaan di Gaza, dan mereka yang menentang seharusnya tidak berkontribusi pada upaya tersebut.
Constantine, yang berusia 73 tahun, ketika ditanya apakah orang-orang tidak akan berbelanja di tokonya karena posisinya terkait Gaza, ia berkata: “Tentu saja, itulah yang seharusnya Anda [para pembeli] lakukan. Anda seharusnya tidak datang ke toko saya. Karena saya akan mengambil keuntungan yang Anda berikan kepada saya dan saya akan melakukan lebih banyak hal seperti itu (mendukung Palestina) – jadi Anda sama sekali tidak seharusnya mendukung saya.”
Pernyataan ini menyusul tindakan penting LUSH pada September 2025, ketika perusahaan tersebut menutup semua toko di Inggris dan situs webnya selama sehari penuh sebagai bentuk solidaritas dengan warga Palestina yang menderita kelaparan di Gaza.
Penutupan tersebut, yang dilaporkan menelan biaya ‘kerugian’ sekitar £300.000 (sekitar Rp 6,7 M) bagi bisnis tersebut, dipicu oleh laporan kelaparan dan penderitaan kemanusiaan di Jalur Gaza.
Toko-toko menampilkan pesan-pesan seperti “Hentikan kelaparan di Gaza, kami tutup sebagai bentuk solidaritas.”


Situs web perusahaan tersebut menyatakan: “Di seluruh bisnis Lush, kami turut merasakan kesedihan yang dirasakan jutaan orang yang melihat gambar-gambar orang kelaparan di Gaza, Palestina.”
Lush, yang didirikan pada tahun 1995 di Dorset, Inggris Raya, oleh Constantine dan lima pendiri lainnya, telah berkembang menjadi perusahaan global dengan 869 gerai di lebih dari 50 negara dan omset tahunan sebesar £690 juta.
Perusahaan ini tetap dimiliki secara pribadi dan terkenal karena pengadaan bahan baku yang etis, produk buatan tangan, dan integrasi aktivisme ke dalam operasinya.
(Sumber: Royanews, X The Cradle)







Komentar