Pelaku Penembakan Massal Bondi Beach Adalah Ayah dan Anak, Pamitnya Pergi Mancing

Dua orang pelaku penembakan di Bondi Beach, Sydney, Australia, diidentifikasi merupakan ayah dan anak bernama Sajid Akram (50) dan Naveed Akram (24).

Penembakan di Pantai Bondi pada Minggu (14/12/2025) ini menewaskan 15 korban plus satu pelaku, yakni Sajid Akram (50).

Sebelum beraksi, kedua pelaku memberitahu keluarga bahwa mereka akan pergi memancing di pantai selatan Australia untuk menghabiskan akhir pekan.

Naveed ditangkap di lokasi penembakan dalam kondisi mengalami luka tembak serius. Ia kini dalam pengawasan ketat di rumah sakit.

Ayahnya, Sajid Akram, tewas di tempat kejadian setelah baku tembak dengan polisi.

Kehidupan pribadi pelaku, punya enam senjata api

Menurut keterangan resmi pihak berwenang pada Senin (15/12/2025) yang dikutip New York Post, Sajid Akram memiliki enam senjata api yang terdaftar secara legal untuk keperluan berburu rekreasional.

Australia memiliki regulasi senjata yang sangat ketat sejak tragedi Port Arthur pada 1996.

Peraturan terkini melarang senapan semi-otomatis, dan proses pendaftaran serta pembelian senjata api diawasi secara ketat oleh otoritas.

Naveed (24) sempat bekerja sebagai tukang batu, tetapi diberhentikan sekitar dua bulan lalu setelah perusahaan tempatnya bekerja bangkrut.

Meski memiliki banyak teman saat bersekolah di SMA, ibunya menyebut dia tidak terlalu aktif secara sosial maupun daring.

“Hobinya memancing, menyelam, berenang, dan olahraga,” ujar Verena.

Naveed tinggal bersama orangtua dan dua saudara kandungnya—adik perempuan berusia 22 tahun dan adik laki-laki berumur 20 tahun—di rumah tiga kamar yang mereka beli pada 2024. Sebelumnya, keluarga ini tinggal di Cabramatta (sebuah pinggiran kota di baratdaya Sydney, di negara bagian New South Wales, Australia).

Polisi saat ini masih berjaga di sekitar rumah keluarga Akram di Bonnyrigg, Sydney Barat, dan warga dilarang mendekati lokasi.

Verena mengaku kali terakhir berbicara dengan Naveed pada Minggu pagi, beberapa jam sebelum tragedi berdarah itu terjadi.

“Dia menelepon saya dan bilang, ‘Bu, saya baru berenang. Saya menyelam. Kami akan makan sekarang, dan karena hari ini sangat panas, kami akan di rumah saja’,” tutur Verena kepada media setempat.

Sang ibu mengaku tidak bisa mengenali wajah putranya dari foto-foto yang beredar di lokasi penembakan. Namun, ia meyakini anaknya bukanlah pelaku kekerasan.

“Dia tidak punya senjata. Dia bahkan jarang keluar rumah. Dia tidak mabuk, tidak merokok, tidak pernah pergi ke tempat-tempat buruk. Dia hanya pergi bekerja, pulang, dan berolahraga,” ucapnya.

“Siapa pun pasti ingin punya anak seperti dia… Dia anak yang baik,” tambah Verena.

Penembakan Bondi Beach terjadi saat ribuan warga Yahudi berkumpul merayakan Hanukkah di Pantai Bondi. Rentang usia korban tewas berkisar antara 10-87 tahun.

Adapun Pantai Bondi adalah destinasi wisata ikonik di Sydney yang ramai dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara, terlebih saat akhir pekan.

(Sumber: KOMPAS)

Komentar