PBB Ingatkan Ada Ancaman Serius Mengintai Indonesia

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memberi peringatan serius terkait dampak perubahan iklim di kawasan Asia, termasuk Indonesia. Laporan terbaru Badan Meteorologi Dunia (WMO) bertajuk State of the Climate in Asia 2023 mengungkap kondisi mengkhawatirkan mulai dari pemanasan global, pencairan gletser, hingga kenaikan permukaan air laut.

WMO menilai, Asia menjadi benua yang paling rentan terhadap bencana alam akibat iklim. Kawasan ini tercatat mengalami pemanasan hampir dua kali lebih cepat dibandingkan rata-rata global sejak periode 1961–1990.

“Kesimpulan dari laporan ini sangat menyadarkan kita,” ujar Sekretaris Jenderal WMO, Celeste Saulo, dalam keterangan resmi, Sabtu (20/9/2024).

Tahun Terpanas dan Bencana Meluas

Menurut WMO, tahun 2023 menjadi salah satu tahun terpanas di Asia. Kondisi ini diperparah dengan bencana hidrometeorologi, mulai dari banjir, badai, kekeringan, hingga gelombang panas.

Tercatat ada 79 bencana terkait iklim sepanjang 2023. Lebih dari 80% di antaranya berupa banjir dan badai yang menewaskan lebih dari 2.000 orang dan berdampak langsung pada 9 juta jiwa.

Meski panas ekstrem melanda, beruntung tidak ada laporan kematian akibat gelombang panas di Asia. Namun, risiko kesehatan masyarakat disebut terus meningkat.

Contoh Nyata: Topan Mocha

Sekretaris Eksekutif Komisi Ekonomi dan Sosial PBB untuk Asia dan Pasifik (ESCAP), Armida Salsiah Alisjahbana, menyoroti topan tropis Mocha yang melanda Bangladesh dan Myanmar. Topan terkuat di Teluk Benggala dalam satu dekade terakhir itu menewaskan ribuan orang.

“Peringatan dini dan kesiapsiagaan yang lebih baik telah menyelamatkan ribuan nyawa,” ujarnya.

Indonesia dan Ancaman Kenaikan Air Laut

Laporan WMO juga menyoroti kenaikan permukaan laut sejak Januari 1993 hingga Mei 2023. Data menunjukkan banyak wilayah Asia, termasuk Indonesia, mengalami kenaikan lebih tinggi dari rata-rata global yakni 3,4 ± 0,33 mm per tahun.

Indonesia digambarkan berada dalam zona kuning yang menandakan peringatan serius. Kondisi ini sejalan dengan kajian USAID tahun 2016 yang memproyeksikan 2.000 pulau kecil di Indonesia terancam tenggelam pada 2050, dengan 42 juta penduduk berisiko kehilangan tempat tinggal.

Komentar