

🔴Warga Israel, termasuk mantan sandera yang sudah dibebaskan dan kerabat sandera yang masih ditawan di Gaza, melakukan aksi mendirikan tenda di luar kediaman Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di Yerusalem pada Selasa 16 September 2025. Mereka datang untuk menentang serangan militer Israel di Kota Gaza, media Israel Ynet melaporkan.
Polisi menutup area dengan radius 300 meter dari rumah pemimpin Israel itu.
Mereka, yang bermalam di sekitar kediaman Netanyahu, mengaku khawatir orang-orang tercinta mereka, yang ditawan kelompok perlawanan Palestina, Hamas, di Gaza bisa terbunuh dalam serangan Israel itu.
Menurut forum itu, Netanyahu meninggalkan kediamannya hanya beberapa menit setelah media melaporkan bahwa keluarga para sandera berencana menggelar aksi protes di rumahnya.
“Tujuan saya cuma satu — agar negara ini sadar dan membawa pulang anak saya bersama 47 sandera lainnya, hidup atau mati, dan agar para prajurit kami kembali ke rumah,” kata Einav Zangauker, ibu dari salah satu sandera.
“Dia (Netanyahu) tidak mau mendengar kami, jadi dia kabur seperti pengecut. Kami akan mengikutinya ke mana pun, siang dan malam. Ini sudah cukup,” kata Zangauker.
Para pengunjuk rasa meyakini kerabat mereka ditahan di daerah-daerah yang menjadi target pengeboman Israel dan mengatakan operasi militer di Kota Gaza justru membahayakan nyawa para sandera.
Serangan Darat ke Kota Gaza
Sebelumnya, portal berita Axios melaporkan bahwa militer Israel telah memulai serangan di Kota Gaza dengan tujuan mendudukinya.
Netanyahu mengatakan kepada pengadilan Tel Aviv pada Selasa bahwa militer Israel telah melancarkan “operasi intensif di Kota Gaza,” lapor lembaga penyiaran publik KAN seperti dikutip Anadolu.
“Kami telah memulai operasi intensif di Kota Gaza,” kata Netanyahu di ruang sidang.
Pengumuman tersebut bertepatan dengan serangan brutal Israel di Gaza, tempat warga Palestina mengalami serangan udara dan artileri berat semalaman.







Komentar