Nepal dan Indonesia Jadi Alarm Keras: Rakyat Tak Akan Diam Lagi!

Para penguasa sebaiknya berhenti meremehkan rakyat. Dua peristiwa terbaru di Asia, yakni demonstrasi besar di Nepal dan Indonesia, jadi bukti jelas bahwa rakyat, terutama generasi muda, sudah tidak segan melawan. Bahkan, politisi yang dulu merasa kebal kini bisa dipermalukan secara terbuka.

Di Nepal, larangan pemerintah terhadap media sosial berujung fatal. Puluhan ribu anak muda turun ke jalan. Bentrokan pecah, korban jatuh, dan akhirnya kebijakan kontroversial itu dicabut. Bukan hanya itu, sejumlah pejabat tinggi ikut mundur karena tak sanggup menghadapi tekanan publik. Yang menarik, amarah massa tidak diarahkan ke rakyat biasa. Target mereka jelas: gedung pemerintah, simbol partai, dan politisi yang dianggap sumber masalah.

Hal serupa juga terlihat di Indonesia. Isu tunjangan fantastis anggota DPR menjadi pemantik protes yang meluas. Mahasiswa dan Gen Z merasa dipermainkan: rakyat disuruh hidup hemat dalam inflasi, sementara elit politik hidup mewah dengan uang pajak. Demonstrasi menelan korban jiwa, hingga akhirnya pemerintah terpaksa mencabut tunjangan mewah tersebut dan merombak kabinet. Sekali lagi, yang menjadi sasaran bukan rakyat kecil, melainkan para politisi yang dianggap rakus dan tak peduli.

Kedua kasus ini mengajarkan satu hal: jangan main-main dengan kesabaran rakyat. Gen Z boleh dicap anarkis, tapi mereka justru menunjukkan arah kemarahan yang jelas—bukan menyerang warung tetangga, melainkan menuntut tanggung jawab dari politisi yang berkuasa.

Bila penguasa terus menutup telinga, membiarkan korupsi merajalela, membuat aturan sewenang-wenang, dan parahnya ikut pamer kemewahan di tengah penderitaan rakyat, jangan kaget bila suatu saat mereka diturunkan secara paksa. Lebih hina lagi, mereka akan diingat sebagai elit yang dikutuk rakyatnya sendiri.

Komentar