Mulai Redup! Saham Milik Kaesang Rontok

Emiten Kaesang Pangarep Terpuruk: Saham Anjlok, Rugi Ratusan Miliar, dan PHK Massal 200 Karyawan

Perusahaan yang terafiliasi dengan putra Presiden ke-7 RI Joko Widodo, Kaesang Pangarep, yakni PT Panca Mitra Multiperdana Tbk (PMMP), tengah diterpa badai masalah. Emiten ini dikabarkan mengalami kerugian besar, keterlambatan pelaporan keuangan, hingga isu pemutusan hubungan kerja (PHK) massal terhadap ratusan karyawan.

Saham PMMP kini disuspensi oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) karena belum juga menyampaikan laporan keuangan sejak akhir 2024. Selain itu, perusahaan juga belum menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) hingga enam bulan setelah tahun buku terakhir berakhir.

Pergerakan saham PMMP terjun bebas hingga menyentuh Rp50 per lembar, anjlok lebih dari 57 persen dalam setahun terakhir.

📉 Kaesang dan Jejak Investasi di PMMP

Melansir data publik BEI, Kaesang Pangarep melalui perusahaannya, PT Harapan Bangsa Kita, tercatat memiliki 188,24 juta lembar saham PMMP atau sekitar 7,27 persen kepemilikan. Investasi itu dilakukan sejak November 2021, saat PMMP tengah tumbuh sebagai produsen olahan udang beku.

Namun, kinerja keuangan perusahaan justru terus merosot. Berdasarkan laporan terakhir yang diunggah ke laman keterbukaan BEI pada November 2024, PMMP membukukan rugi bersih sebesar US$15,26 juta atau sekitar Rp253,4 miliar (kurs Rp16.609 per dolar AS). Padahal pada periode yang sama tahun sebelumnya, perusahaan masih mencatatkan laba US$5,29 juta.

Pendapatan juga anjlok hampir 58 persen, dari US$150,86 juta menjadi hanya US$63,37 juta.
Total aset per 30 September 2024 tercatat US$299,26 juta, dengan liabilitas US$228,11 juta dan ekuitas US$71,14 juta.

👷‍♂️ PHK Massal 200 Karyawan di Situbondo

Kinerja yang memburuk berdampak langsung pada tenaga kerja. Mengutip laporan detik.com, perusahaan dikabarkan melakukan PHK terhadap sekitar 200 karyawan di Situbondo, Jawa Timur.

Ketua Komisi IV DPRD Situbondo, M. Faisol, mengaku telah menyurati manajemen perusahaan untuk meminta penjelasan. Ia juga menyoroti dugaan perubahan nama perusahaan dari PMMP menjadi PT Landangan Makmur Situbondo (LMS) yang berlokasi di Desa Landangan, Kecamatan Kapongan.

“Kami ingin mengetahui kejelasan hak-hak eks karyawan. Pertanyaannya, kenapa tiba-tiba nama PT PMMP berubah menjadi PT LMS?” ujar Faisol.

Menurut laporan sebelumnya di BEI, pada 28 Oktober 2024, PMMP mengakui adanya tunggakan gaji karyawan akibat menurunnya pendapatan operasional. Namun, pihak manajemen menyebut masalah tersebut tidak memengaruhi kelangsungan usaha perusahaan.

“Beberapa kewajiban kepada karyawan memang tertunda akibat penurunan pendapatan operasional, tetapi perusahaan berkomitmen memenuhi seluruh hak pekerja,” tulis manajemen PMMP dalam pernyataannya di BEI.

Komentar