Modus “Ustadz” LaGiBeTe mendapatkan Korban Liwath (sodomi) di Sekolah Islam
Oleh: Dr (c) Ir. Abu Musa al-Fadaniy S.Kom., M.MT
(Pengelola Sekolah Gratis Syaikhul Islam Ibn Taimiyyah & Rumah Qur’an Gratis Sahabat Tauhid)
~Perlu diketahui bahwa perbuatan homoseks, yang di dalam bahasa Arab disebut dengan istilah liwath, adalah perbuatan dosa besar, bahkan lebih besar dari dosa zina.
Tulisan kali ini membahas modus LaGiBeTe salah satu ustadz pengajar sekolah islam di Jabodetabek. Ini bukan fiktif, tapi hasil wawancara saya dengan banyak ustadz pengasuh sekolah islam / ma’had yg datang berobat LaGiBeTe kepada saya. Dan saya pilih salah satu kisah saja. Kalo saya tulis semua kisahnya, ntar malah jadi buku.
Insya Allah sang ustadz tersebut sudah sembuh dari penyakit LaGiBeTe, dengan wasilah terapi BrainHacking, BIIDZNILLAH.
Apa bukti dia sembuh ?
Gampang saja, setelah terapi selesai, saya minta dia untuk membayangkan semua praktik liwath yg pernah ia lakukan kepada para santri, ternyata dia ga kuat, dan mau muntah, karena merasa sangat jijik sekali, walau sekedar membayangkannya. Alhamdulillah.
Ini bukti paling konkrit bahwa sang ustadz sudah kembali kepada fitrahnya, Biidznillah.
*Disclaimer : banyak masuk inbox yg isinya cacian kepada saya, baik yg awam maupun yg ustadz beneran, menuduh saya memusuhi dakwah sunnah, menuduh saya pendusta, dll.
Menurut sebagian ustadz yg marah kepada saya, harusnya tidak perlu dijelaskan bahwa pelaku-pelaku LaGiBeTe ini adalah para ustadz sekolah islam/ma’had. Sehingga saya dianggap sebagai musuh dakwah. Wa Iyyadzubilah.
Tapi tak mengapa, semuanya saya berikan udzur tanpa terkecuali.
Mungkin krn belum kenal saya, mungkin baru follow, terus kaget dgn fakta yg ada. Padahal LaGiBeTe di lingkungan sekolah/ma’had bukan barang baru, sudah menjadi “rahasia” umum.
Beberapa ustadz pun curhat kepada saya, pusing luar biasa, di sekolah dia, tiap tahun pasti ada kasus LaGiBeTe, tapi memang sebisa mungkin ditutup rapat-rapat, karena merugikan nama lembaga. Solusi mereka cuma mengeluarkan pelaku LaGiBeTe.
Perlu diketahui, pasien LaGiBeTe yg saya tangani, ada santri dan satriwati, ada ikhwan pengajian, ada orang awam, ada musyrif, dan ada Ustadz pengajar sekolah islam atau ma’had.
Semenjak tulisan saya viral, dimana saya berhasil (BIIDZNILLAH) mengembalikan beberapa ustadz LaGiBeTe kepada fithrahnya, maka ramai “ustadz-ustadz” lain menghubungi saya. Mereka baru menyadari, ternyata mereka tidak sendiri. Dan baru sadar, ternyata mereka bisa diobati kurang dari 30 menit dengan wasilah BrainHacking, terlebih lagi GRATIS. BIIDZNILLAH.
Jadi itulah manfaat nyata dari mengungkap fakta secara jujur. Sehingga para “Ustad” LaGiBeTe “terpancing” untuk berobat. Sejauh ini, efektif, Biiznillah.
Perlu anda pahami juga,
saya dengan kesadaran penuh, SENGAJA menyasar para pelaku LaGiBeTe yang mengajarkan ilmu agama di lingkungan sekolah islam ataupun Ma’had.
mengapa demikian ?
Sederhana saja, yaitu Misi Memutus Lingkaran Syaitan LaGiBeTe.
Berdasarkan penelitian saya, setelah mewawancari semua pelaku LaGiBeTe usia dewasa (termasuk mereka yg saat ini mengajar ilmu agama di sekolah islam / ma’had), sekitar 98% adalah korban LaGiBeTe ketika usia sekolah/ma’had.
Sehingga, di banyak forum saya selalu sampaikan kesimpulan penelitian saya, korban LaGiBeTe berpotensi besar menjadi Pelaku LaGiBeTe.
Oleh sebab itu,
saya punya keyakinan, jika saya berhasil mengembalikan para “Ustadz” LaGiBeTe ke fithrahnya (BIIDZNILLAH), maka sama saja saya telah menyalamatkan ratusan atau bahkan ribuan siswa/santri tempat sang “Ustadz” mengajar.
Sederhananya, 1 Predator LaGiBeTe udah tumbang.
Bukankah ini misi yg mulia ?
Tapi begitulah manusia, seringkali memusuhi karena ketidaktahuannya.
Tapi saya maafkan rekan-rekan sekalian yg memusuhi dan menuduh saya. Mungkin karena kalian belum kenal saya.
Ok masuk ke bagian inti dari tulisan ini,
Bagaimana modus”Ustadz” LaGiBeTe sehingga bisa liwath dengan para santrinya ?
Sangat sederhana sekali modusnya.
Sang “Ustadz” LaGiBeTe menargetkan korban yg ia inginkan, rata-rata mencari yg siswanya yang putih mulus.
Setelah terjalin kedekatan antara pengajar dan murid, maka keluarlah jurus pamungkasnya,
“Mau ga hari ini main di tempat ustadz, ustadz mau ngasih tambahan pelajaran khusus buat kamu aja, karena kamu paling rajin & semangat di kelas”
Pada kesempatan pertama, tidak terjadi liwath.
Namun setelah beberapa kesempatan berikutnya, Sang “Ustadz” LaGiBeTe menawarkan nginap di kediamannya, dengan alasan belajar privat gratis.
Ortu korban tentu tidak menaruh curiga, karena selama ini memang beneran diajarin private gratis. Apalagi ada kenaikan pada nilai sang anak.
Celaknya lagi, sang ortu terlalu polos, dan tidak pernah tau ada kasus LaGiBeTe di lingkungan sekolah. Taunya, semua “ustadz” itu LURUS, mustahil ada “ustadz” yg BELOK, pikirnya. Walhasil sang ortu mengizinkan putranya nginap di tempat “ustadz”.
Maka terjadilah yang terjadi, hubungan !nt!m antara Sang “Ustadz” LaGiBeTe dengan siswanya.
Dan ini tidak terjadi sekali, hingga akhirnya sang siswa pun jadi LaGiBeTe beneran, krn seperti efek candu.
Itu baru dari 1 siswa ya, korbannya banyak.
Nah, yang menjadi pertanyaan, “Kok Korban bisa candu ?”
Saya udah jelaskan panjang lebar alasan ilmiahnya, silahkan scroll sosial media saya (Abu Musa al-Fadaniy), dan cari tulisan saya tentang alasan ilmiah korban LaGiBeTe bisa jadi candu LaGiBeTe.
Ibrah apa bisa dipetik?
Jangan gampang percaya dengan siapapun. Apalagi sampai ngajak nginap. Sekalipun dia berprofesi sebagai ustadz di sekolah islam sangat terkenal atau ma’had sangat terkenal.
Kalo ada pengajar pria yg cuma deket ke murid spesifik, itu udah aneh. Apalagi kalo si murid itu putih mulus, makin mencurigakan.
Buat para ortu jangan parno juga, masih banyak kok sekolah-sekolah / ma’had yg bagus. Pengawasannya ketat.
Menurut saya, ketika ada sekolah / ma’had jujur dgn kasus LaGiBeTe, berarti dia tegas terhadap perbuatan menjijikan tersebut. Ini sekolah / ma’had yg bagus. Layak dipilih.
Banyak kok sekolah islam / ma’had yg demikian, setiap ada kasus LaGiBeTe di tempat mereka, mereka infokan kpd semua wali murid. Menurut saya, ini langkah cerdas dalam menjaga trust wali murid.
Mungkin kalian masih inget kejadian di salah satu sekolah islam (surabaya), pihak sekolah tegas mempolisikan staf pengajar dia, dan pihak sekolah pun juga segera infokan ke semua walimurid bahwa ada tragedi LaGiBeTe di sekolah tersebut, mereka umumkan demikian guna mencari siapa aja korbannya, sehingga hukuman penjaranya si “Ustadz” LaGiBeTe bisa maksimal. Ini sekolah yg bagus menurut saya.
Nah…
Buat para pengelola sekolah / ma’had, tak perlu lah memusuhi saya, saya pun juga penggiat sekolah, sama seperti kalian. Saya pun mengelola TK dan SD Gratis Syaikhul Islam Ibn Taimiyyah di jakarta selatan. Saya ini berniat baik, saya jujur ingin membantu membersihkan virus LaGiBeTe di sekolah-sekolah kalian.
Tinggalkan budaya lama merahasiakan para pelaku LaGiBeTe, apalagi cuma sekedar diberi peringatan, cukup serahkan kepada saya, insya Allah saya bantu secara gratis mengembalikan mereka ke fithrahnya dengan wasilah terapi BrainHacking, BIIDZNILLAH.
Saya siap diambil sumpahnya, bahwa identitas pasien dan lembaga tempat dia mengajar, dipastikan tidak bocor. Lihat saja track record saya, tidak pernah saya membocorkan nama-nama sekolah islam / ma’had yg ada pasien ex-LaGiBeTe disana.
Mari kita sama-sama memutus lingkaran syaitan LaGiBeTe, dimulai dengan membagikan tulisan ini.
👉Ingat, para pelaku LaGiBeTe ini dahulunya adalah korban, dan mereka umumnya berputus asa sembuh, karena mengira susah sekali kembali ke fithrah asalnya.
Mereka sangat ingin sembuh, persis seperti pasien-pasien saya yg lain yg ingin sembuh dari kecanduan “film parno”, tapi ga tau harus konsultasi kepada siapa.
Ayo bantu mereka sembuh dengan memviralkan poster layanan gratis terapi BrainHacking.
Jazaakumullahu khayran
Wa Baarakallahu Fiikum
Akhuukum Fillah
Dr (c) Ir. Abu Musa al-Fadaniy S.Kom., M.MT
(Pengelola Sekolah Gratis Syaikhul Islam Ibn Taimiyyah & Rumah Qur’an Gratis Sahabat Tauhid)
*sumber: fb penulis







Komentar