TITIK NOL KEBENARAN
Mengapa Lab Forensik Belanda Adalah Satu-satunya Jalan Mengakhiri Polemik Ijazah Jokowi
Polemik keaslian ijazah dan skripsi bak api dalam sekam. Meski telah memberikan klarifikasi resmi, dan meski pengadilan telah mengetuk palu, keraguan di sebagian kalangan publik tak kunjung padam. Narasi bantahan dianggap formalitas birokrasi, sementara tuduhan pemalsuan terus bergulir menjadi bola liar politik.
Pertanyaannya sederhana: bagaimana cara mengakhiri debat ini secara 100% mutlak dan tak terbantahkan?
Jawabannya: bukan di pengadilan lokal, bukan pula di konferensi pers rektorat. Kuncinya justru berada ribuan kilometer dari Jakarta—uji laboratorium forensik independen di Belanda.
1. Menghapus Faktor Conflict of Interest
Skeptisisme publik lahir dari ketidakpercayaan pada independensi lembaga domestik ketika berhadapan dengan kekuasaan tertinggi. Di Indonesia, relasi kuasa kerap dianggap membayangi proses pembuktian.
Membawa dokumen asli (ijazah dan skripsi) ke lembaga forensik kelas dunia di Belanda—misalnya —memutus mata rantai itu. Belanda tidak punya kepentingan politik praktis terhadap elektabilitas atau stabilitas rezim Indonesia. Hasilnya adalah data murni, bukan keputusan politis.
2. Sains yang Tak Bisa Berbohong: Usia Kertas & Tinta
Dokumen era 1980-an menyimpan jejak kimiawi yang spesifik. Kertas menua mengikuti pola oksidasi tertentu; tinta terdegradasi dengan ritme yang tak bisa “dipercepat” oleh rekayasa visual.
Jika dokumen itu baru dicetak belakangan (sebagaimana tudingan), uji forensik akan menelanjanginya cepat melalui:
Analisis serat kertas: apakah materialnya konsisten dengan produksi dekade 1980-an atau kertas modern?
Analisis tinta: apakah komposisi kimia dan tingkat kekeringannya selaras dengan usia 30+ tahun?
Pemeriksaan mikroskopis & spektral: membedakan “tampak tua” vs “benar-benar tua”. Teknologi forensik Eropa dirancang justru untuk mematahkan ilusi semacam ini.
3. Validasi Komparatif & Arsip
Sebagai negara dengan sejarah panjang relasi arsip dan standar dokumentasi ketat, unggul dalam validasi komparatif. Dalam forensik, fisik dokumen adalah saksi paling jujur—tidak ada ruang bagi alasan “arsip hilang”, “banjir”, atau “salah input”.
Kesimpulan: Berani Diuji, Berani Jujur
Mewacanakan uji forensik independen di Belanda adalah tantangan terbuka bagi akal sehat dan integritas.
Jika dokumen itu asli, tidak ada alasan menolak pembuktian ilmiah ini. Hasil positif dari lab Belanda akan menjadi penutup permanen polemik—membersihkan nama Presiden Jokowi di catatan sejarah.
Sebaliknya, penolakan terhadap metode pembuktian paling independen justru memelihara kecurigaan.
Kebenaran tidak takut pada pengujian.
Jika ingin polemik ini berakhir hari ini juga, kirim dokumennya ke Belanda—biarkan sains berbicara saat mulut politisi tak lagi dipercaya.
(Oleh: Lhynaa Marlinaa)
*fb







Komentar