Komisi Komunikasi dan Multimedia Malaysia (MCMC) merilis aturan baru yang mewajibkan platform media sosial dan layanan pesan menyediakan fitur kontrol orang tua. Lewat aturan ini, orang tua bisa lebih mudah mengatur durasi anak main ponsel sekaligus memblokir konten berbahaya.
Buat banyak orang tua, langkah ini terasa seperti angin segar. Selama ini mereka sudah pakai aplikasi pembatas layar, tapi masih kewalahan menghadapi anak-anak yang betah berjam-jam dengan gadget.
John, ayah empat anak dari Ipoh, bercerita kalau putranya yang baru 10 tahun bisa langsung menempel di ponsel begitu pulang sekolah. “Paling sedikit dua jam. Akhirnya belajar makin ketinggalan, dan saya juga khawatir matanya rusak,” katanya. Ia berharap aturan baru ini bisa bikin anaknya lebih tertarik ke aktivitas sehat, misalnya olahraga.
Dalam kode etik MCMC, platform digital diwajibkan menyediakan fitur seperti pembatas waktu layar, pemblokiran konten tidak pantas, serta pengaturan yang gampang dipakai orang tua.
Ashley, seorang ibu bekerja, mengaku senang dengan aturan ini. “Ngatur anak di dunia online itu gampang diomongin, tapi susah dilakuin. Apalagi kita juga sibuk kerja,” ujarnya.
Selain soal kecanduan layar, para orang tua juga khawatir dengan iklan tidak pantas, konten kekerasan atau seksual, sampai risiko anak berinteraksi dengan orang asing. Mikail Sani, seorang pengusaha, rutin mengecek riwayat pencarian anaknya dan ngobrol soal bahaya internet. “Langkah MCMC bikin kami lebih tenang. Setidaknya ada dukungan dari pemerintah,” katanya.
Maisara Ismail, pegawai negeri dengan dua anak, menambahkan bahwa aturan ini bisa bantu anak lebih sadar batasan. “Kalau ada kontrol, mereka juga belajar tanggung jawab. Lama-lama bisa mengurangi kecanduan gadget,” ujarnya.
Meski begitu, masih ada orang tua yang menemukan celah. Nur Daiyan, misalnya, pernah mendapati anaknya mengakses konten tidak pantas meski sudah pakai fitur pencarian aman. Hal sama diungkapkan Rafiqha Mustaffa, yang menilai bahkan di aplikasi anak masih ada konten aneh seperti kartun berbau pornografi ringan atau horor.
Di berbagai daerah Malaysia, strategi orang tua beragam. Ada yang tegas melarang anak punya akun media sosial, ada juga yang membatasi waktu ponsel hanya akhir pekan. Iqmal Haqim dari Melaka misalnya, lebih suka anaknya main di luar rumah atau bantu pekerjaan keluarga.
Bagi banyak orang tua, aturan baru MCMC bukan soal melarang teknologi, tapi mengajarkan anak agar bisa menggunakannya dengan sehat. “Kalau orang tua bisa kasih contoh dan bikin aturan yang seimbang, anak-anak juga bakal lebih siap menghadapi dunia digital,” ujar Denise Benedict, ibu rumah tangga dari Tamparuli.







Komentar