Di tengah memanasnya situasi geopolitik global, muncul pertanyaan besar: seberapa siap Indonesia bila Perang Dunia III benar-benar pecah? Sebuah analisis berbasis data ketahanan militer dan pangan menunjukkan gambaran yang cukup mengkhawatirkan.
Dari sisi militer, Indonesia tercatat berada di peringkat 13–15 dunia menurut sejumlah indeks kekuatan global. TNI memiliki sekitar 400 ribu personel aktif dengan cadangan setara jumlahnya. Alutsista utama di darat, laut, dan udara dinilai cukup modern untuk pertahanan regional, namun ketergantungan pada impor suku cadang masih menjadi kelemahan utama.
Kekuatan tersebut dinilai hanya cukup untuk bertahan dalam skenario defensif, bukan ofensif global. Dengan geografi kepulauan dan doktrin pertahanan rakyat semesta, Indonesia diperkirakan mampu mempertahankan kedaulatan maksimal 12 hingga 18 bulan, selama tidak ada invasi langsung dari kekuatan superpower.
Namun tantangan terbesar justru ada di sektor pangan. Produksi beras nasional sekitar 33 juta ton per tahun memang sedikit lebih tinggi dari kebutuhan konsumsi yang mencapai 29 juta ton. Artinya, secara teoritis Indonesia masih bisa mengandalkan beras untuk bertahan.
Masalah muncul dari ketergantungan pada impor gandum, kedelai, dan gula. Indonesia mengimpor 100% gandum dengan volume rata-rata 11 juta ton per tahun. Kedelai yang menjadi bahan baku tahu dan tempe juga 80% berasal dari luar negeri. Sementara stok cadangan Bulog hanya mampu menahan kebutuhan beras sekitar 3–4 bulan.
Jika jalur perdagangan global terputus, krisis pangan diperkirakan mulai terasa dalam 6 bulan. Produk berbasis gandum akan lenyap dari pasar, disusul kelangkaan kedelai dan gula. Tanpa diversifikasi pangan lokal, Indonesia hanya bisa bertahan sekitar 8–12 bulan sebelum krisis meluas.
Kesimpulan analisis menyebutkan, dalam skenario Perang Dunia III, Indonesia berpotensi menjadi arena strategis perebutan jalur laut. Namun dengan kondisi saat ini, ketahanan pangan dan militer nasional diperkirakan hanya mampu bertahan maksimal 1 tahun hingga 1,5 tahun.







Komentar