Nama Faisal Tanjung ramai dicari netizen di media sosial.
Faisal Tanjung adalah aktivis LSM pelapor dua guru SMA di Lutra, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Dua guru tersebut yakni Rasnal dan Abdul Muis.
Rasnal adalah Kepala Sekolah di SMAN 3 Luwu Utara, sementara Abdul Muis guru honorer sekaligus Bendahara Komite UPT SMAN 1 Lutra.
Keduanya dilaporkan ke polisi gara-gara uang Rp 20 ribu iuran orang tua siswa untuk membantu para guru honorer.
Orang tua siswa ikhlas membantu guru honorer, LSM yang gak terima dan melaporkan ke polisi.
Polisi memeriksa 4 orang guru, dan menetapkan 2 orang tersangka. Tapi saat berkas di serahkan ke kejaksaan, kejaksaan mengembalikan berkas ke kepolisian karena tidak ditemukan unsur pidana. Polisi lalu melakukan penyidikan ulang dan kini melibatkan inspektorat Luwu Utara yang menyimpulkan adanya kerugian negara. Lalu polisi kembali menyerahkan ke kejaksaan yang kemudian disidangkan di pengadilan Tipikor Makassar. Dalam sidang Tipikor Makassar, kedua guru dinyatakan bebas karena tidak terbukti melakukan pidana korupsi. Kedua guru pun dibebaskan dan dipulihkan martabatnya sebagai guru.
Tapi ternyata Jaksa melakukan kasasi ke MA, dan MA mengeluarkan keputusan kedua guru bersalah dan di vonis 1 tahun. Setelah kedua guru menjalani penjara 1 tahun, kepala cabang Disdik wilayah 12 mengirim nota dinas kepada Kadinas Pendidikan Propinsi, lanjut ke BKD Propinsi, lanjut ke Gubernur. Dan keluarlah keputusan PTDH (pemberhentian dengan tidak hormat) kepada kedua guru ini.
Seluruh guru di Luwu Utara akhirnya melakukan demonstrasi di kantor DPRD dan Kantor Bupati memprotes pemecatan 2 guru ini.
Dan kemarin, Presiden akhirnya turun tangan merehabilitasi.

Walau akhirnya status hukum mereka direhabilitasi oleh Presiden Prabowo Subianto, tapi hari-hari Rasnal dan Abdul Muis sebelum harkat dan martabat mereka dipulihkan, tapi selama bertahun-tahun perkara ini bergulir, kedua pahlawan tanpa tanda jasa itu nyaris kehabisan energi. Mereka lelah. Semuanya gara-gara LSM.
Apa yang dialami dua guru di Sulsel itu, kemudian memantik reaksi tentang LSM yang melaporkan perkara ini. Di dunia maya, orang-orang sibuk mencari tahu, apa nama LSM tersebut. Stigma bahwa lembaga semacam itu hanya mencari duit, benar-benar tertanam di nalar publik. Asumsi liar pun tak bisa dicegah. “Pasti itu LSM minta uang, tapi karena tak dituruti, makanya dilaporkan ke polisi,” begitu suara-suara di ruang digital.
Setidaknya, ini menunjukan bahwa masyarakat sudah punya identifikasi tersendiri terhadap orang-orang yang mengaku sebagai LSM.
Belakangan terungkap, salah satu sosok pelapor bernama Faisal Tanjung.
Netizen ramai menyerbu akun Facebook-nya menumpahkan kekesalannya.
Lantas siapa Faisal Tanjung?
Penelusuran Tribun-Timur.com di akun Facebook-nya, Faisal Tanjung lahir di Masamba, Luwu Utara, Sulawesi Selatan.
Ia pernah menempuh pendidikan di Universitas Palopo.
Saat ini, Faisal Tanjung menjabat Wakil Ketua Bidang Agitasi dan Propaganda, DPC GMNI Lutra.
DPC GMNI singkatan dari Dewan Pengurus Cabang Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia.







Komentar