HIDUP JOKOWI ‼️

PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) tengah dihadapkan pada persoalan keuangan defisit parah. Beban pembayaran utang pokok plus bunga, membuat kinerja keuangan rugi triliunan.

Meski layanan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh sudah mencatat jutaan penumpang, pendapatan dari tiket ternyata belum cukup untuk menutup biaya besar yang harus ditanggung.

Kondisi ini tidak hanya menekan keuangan KCIC, tetapi juga menyeret empat BUMN yang tergabung dalam konsorsium PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI).

Konsorsium PT PSBI tersebut merupakan pemegang saham mayoritas KCIC, dengan anggota di antaranya PT Kereta Api Indonesia, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Jasa Marga (Persero) Tbk, serta PTPN.

Ironisnya, saat proyek ini pertama kali diluncurkan, KCJB diklaim sebagai proyek murni business to business (B2B) alias mengejar untung serta tanpa campur tangan anggaran negara. Mayoritas pendanaannya berasal dari pinjaman China Development Bank (CDB).

Belakangan, pemerintah merevisi janjinya dan ikut memberikan kucuran dana ke KCIC melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) KAI. Pemerintah juga memberikan jaminan atas utang kepada pihak China.

Komentar