Fiqh madzhab itu seperti bangunan megah yang sudah jadi. Dibangun oleh para arsitek profesional, dari masa ke masa. Kekurangan yang ditinggalkan oleh arsitek sebelumnya, disempurnakan oleh arsitek yang datang belakangan. Bangunan megah ini dibangun di atas pondasi yang kuat, dari bahan bangunan yang bagus, sehingga ia tetap berdiri gagah berabad-abad lamanya.
Lalu datang orang sekarang menyuruh untuk membuat bangunan itu dari awal, dengan hanya memberikan bahan dasar semen dan pasir.
Dan parahnya, perintah itu ia tujukan ke semua orang.
Ada juga sekarang yang menawarkan bangunan buatannya sendiri, yang dalamnya penuh cacat dan kekurangan, tapi di pagar bangunan, ia menulis, “Bangunan dari Bata dan Semen Asli”. Karena slogan itu, banyak orang yang tertarik masuk.
Madzhab fiqih yang ada sekarang sudah teruji sekian abad dan generasi. Satu generasi saja mungkin ada ribuan ulama yang mengkaji dan menyempurnakan madzhab ini.
Bayangkan jika ada sebuah proyek yang dikerjakan berabad-abad oleh puluhan ribu tenaga ahli. Beginilah fiqh madzhab ini.
Jika kita memungkinkan ada satu dalil yang belum sampai ke imam pendiri madzhab, tentu dalil tersebut telah sampai ke ulama-ulama penerusnya.
Jika ada sebuah kesimpulan yang keliru dari ulama sebelumnya, maka ulama setelahnya pasti akan meluruskan kesimpulan itu. Dan seterusnya..
(Ustadz Amru Hamdany)







Komentar