Bahlil Menteri Dengan Kinerja Terburuk Minus 151 Poin 1 Tahun Prabowo-Gibran

Jakarta – Hasil survei yang dirilis oleh Celios (Center of Economic and Law Studies) menyoroti penilaian publik terhadap kinerja pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka setelah satu tahun menjabat. Survei tersebut menunjukkan rapor merah bagi pemerintah terutama dalam aspek lingkungan hidup dan energi.

Dalam survei terhadap 1.388 responden, mayoritas masyarakat menilai perhatian pemerintah terhadap isu lingkungan hidup dan perubahan iklim masih rendah. Sebanyak 37 persen responden menilai pemerintah kurang memperhatikan isu lingkungan, bahkan 11 persen menilai pemerintah sama sekali tidak memberi perhatian.

Sementara itu, hanya 30 persen responden yang menganggap pemerintah cukup memperhatikan isu lingkungan, dan hanya 14 persen yang menilai perhatian pemerintah sudah sangat baik.

Temuan ini menunjukkan adanya keraguan publik terhadap komitmen pemerintah dalam menjaga kelestarian lingkungan. Banyak responden menilai kebijakan pemerintah lebih fokus pada proyek ekonomi jangka pendek dan investasi industri, sementara isu lingkungan hanya dijadikan slogan tanpa tindakan nyata.

“Dengan kata lain, ada jarak antara janji pemerintah dan pelaksanaannya di lapangan,” tulis laporan Celios yang dikutip dari akun Jejak Aktual.

Lebih lanjut, survei tersebut juga menilai kinerja sejumlah menteri di bidang energi dan lingkungan. Hasilnya menunjukkan mayoritas responden masih memberi penilaian negatif terhadap kinerja mereka selama satu tahun pertama pemerintahan Prabowo–Gibran.

Menteri dengan skor penilaian terendah adalah Bahlil Lahadalia, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), yang memperoleh skor –75. Ia disusul oleh Raja Juli Antoni (Menteri Kehutanan) dengan skor –47, serta Nusron Wahid (Menteri Agraria dan Tata Ruang) yang mendapat skor –26. Ketiganya dinilai memiliki kinerja yang cenderung buruk dalam setahun terakhir.

Celios mencatat bahwa menteri-menteri yang baru dilantik atau mengalami reshuffle pada September 2025 tidak termasuk dalam penilaian karena baru mulai menjabat.

Hasil survei ini memunculkan kembali diskusi publik mengenai efektivitas kabinet di sektor energi dan lingkungan. Sejumlah warganet bahkan menilai perlunya reshuffle kabinet, khususnya terhadap menteri dengan skor negatif tersebut.

Sumber : instagram

Komentar