Bagaimana mungkin seorang Profesor gizi, yang duduk di Dewan Pakar Program MBG, berbicara dengan cara yang tidak sepantasnya bagi seorang ilmuwan gizi

✍🏻dr. Basuki Rahmat

Ini mungkin pertama kalinya saya menulis dengan menunjuk langsung orangnya, dan saya melakukannya bukan karena emosi, tetapi karena tanggung jawab.

Bagaimana mungkin seorang profesor gizi, yang duduk di dewan pakar gizi nasional Program MBG, dalam kanal YouTube Ruang Publik dengan judul “Diskusi Publik: Refleksi Program MBG: Antara Janji Politik, Tata Kelola, dan Dampak” berdurasi 2 jam 30 menit (link), berbicara dengan cara yang tidak sepantasnya bagi seorang ilmuwan gizi.

Sebagai dokter yang concern pada pencegahan penyakit kronis,
apa yang saya dengar bukan hanya menggemaskan,
tetapi membahayakan jutaan generasi muda Indonesia.

Pada menit 1:03:26, beliau membahas UPF (Ultra Processed Food)
dan menyampaikan dua hal yang menurut saya sangat miris.

Pertama,
beliau mendefinisikan UPF sebagai makanan yang diproses agar lebih enak. Bayangkan jika yang mendengar adalah ibu-ibu
dengan literasi kesehatan yang rendah. Pernyataan ini akan dengan mudah diamini: “Oh, berarti tidak apa-apa.”

Kedua,
beliau menyampaikan bahwa tidak ada masalah dengan UPF selama dalam batas wajar, dan bahkan menegaskan toh makanan UPF dibolehkan oleh BPOM. Pernyataan ini bahkan diulang dua kali.

Dan narasi inilah yang tampaknya tercermin dalam tahun pertama pelaksanaan MBG: sari gandum instan, biskuit pabrikan, sosis,
dan berbagai produk UPF lainnya.

Saya ingin menegaskan dengan sangat jelas:

👉 UPF tidak boleh ada dalam makanan anak-anak.
👉 Terlebih dalam program sebesar dan sepenting MBG.

UPF bukan makanan bergizi, meskipun labelnya penuh angka gizi.

Makanan dan minuman yang masuk ke tubuh tidak hanya soal nilai gizi di tabel. Jika kita hanya berkutat pada angka protein, kalori, dan vitamin, saya justru harus mempertanyakan kedalaman keilmuan gizi itu sendiri.

Makanan yang baik bukan hanya halal, tetapi juga thayyib:
baik cara pengolahannya,
baik dampaknya bagi tubuh,
dan baik efek jangka panjangnya.

Masalah besar dari UPF bukan hari ini, tetapi 10–20 tahun ke depan. UPF akan melahirkan generasi
yang rentan sakit kronis di usia muda: diabetes, obesitas, hipertensi,
kanker, penyakit autoimun, penyakit jantung koroner, stroke,
hingga gagal ginjal.

Dan jangan lupakan dampak kejiwaannya.
salah studi besar CASPIAN STUDY menunjukkan hubungan kuat antara konsumsi UPF dengan mudah marah, agresi, cemas, dan insomnia.

Ini bukan opini. Ini data.

Program MBG seharusnya menjadi investasi kesehatan jangka panjang bangsa, bukan pintu masuk normalisasi makanan ultra-proses atas nama “dibolehkan” dan “asal wajar”.

Anak-anak kita bukan objek eksperimen kebijakan.
Mereka adalah amanah.

Dan ketika seorang profesor gizi berbicara dengan cara yang meremehkan bahaya UPF, diam bukan lagi pilihan.

Saya berbicara bukan untuk menjatuhkan,
tetapi untuk melindungi.

Karena ilmu, tanpa keberanian moral, akan menjadi sangat berbahaya. tabik

Sumber: fb

[VIDEO]

Komentar