Apakah Ajal Bunuh Diri Sudah Ditulis oleh Allah?

Pertanyaan tentang apakah kematian karena bunuh diri sudah ditulis oleh Allah sering muncul ketika membahas takdir dan ajal. Dalam akidah Islam, keyakinan paling mendasar adalah bahwa segala sesuatu telah tercatat dalam Lauh Mahfuz. Termasuk kapan, di mana, dan bagaimana seseorang meninggal. Hal ini sesuai firman Allah dalam QS. Al A’raf ayat 34 bahwa setiap umat memiliki ajal yang tidak dapat dimajukan atau ditunda walau sesaat. Artinya, kematian seseorang apa pun sebabnya sudah termasuk dalam ketetapan Allah.

Islam membedakan antara takdir kauni yaitu ketetapan Allah yang berlaku di alam semesta dan takdir syari yang berisi perintah dan larangan. Bunuh diri termasuk perbuatan terlarang dalam syariat, suatu dosa besar, tetapi terjadinya tetap berada dalam wilayah takdir kauni. Maksudnya Allah tidak meridhai perbuatan itu tetapi jika terjadi maka tetap berada dalam pengetahuan dan ketetapan-Nya.

Dengan demikian bunuh diri mengubah sebab kematian, bukan waktu kematian. Waktu ajal seseorang sudah ditetapkan sejak awal dan ia akan meninggal tepat pada waktu tersebut melalui sebab apa pun yang sudah tercatat.

Hadis Nabi Muhammad SAW tentang pencatatan takdir sejak dalam kandungan menjelaskan hal ini dengan sangat jelas:

“Sesungguhnya seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya dalam rahim ibunya selama empat puluh hari sebagai nutfah. Kemudian menjadi segumpal darah selama empat puluh hari. Kemudian menjadi segumpal daging selama empat puluh hari. Lalu diutus malaikat untuk meniupkan ruh dan menuliskan empat perkara yaitu rezekinya, ajalnya, amalnya, dan apakah ia bahagia atau celaka.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menunjukkan bahwa ajal sudah ditulis sejak manusia masih dalam kandungan dan tidak dapat diubah oleh siapa pun.

Ada pula hadis peringatan bagi pelaku bunuh diri:

“Barang siapa membunuh dirinya dengan besi maka besi itu akan berada di tangannya untuk menusuk dirinya di neraka Jahannam secara terus-menerus.”
(HR. Muslim)

Hadis ini adalah bentuk ancaman berat agar manusia tidak meremehkan bunuh diri. Ulama sepakat bahwa ia termasuk dosa besar tetapi tidak menyebabkan pelakunya keluar dari Islam. Nasib akhirnya berada dalam kehendak Allah yang Mahatahu kondisi batin hamba-hamba-Nya.

Kesimpulannya ya, ajal bunuh diri sudah ditulis oleh Allah karena semua kejadian berada dalam ilmu dan ketetapan-Nya. Meski demikian bunuh diri tetap perbuatan yang dilarang keras. Pengetahuan Allah tidak sama dengan keridhaan-Nya. Takdir tidak dapat dijadikan alasan pembenaran bagi tindakan yang melanggar syariat. Pada akhirnya Allah yang Mahapemurah dan Mahaadil menentukan balasan sesuai keadaan setiap hamba.

Komentar